80% Anak Indonesia Kekurangan DHA! Dampaknya Lebih dari Sekadar Kurang Pintar

Dinda Rachmawati Suara.Com
Rabu, 30 Juli 2025 | 13:24 WIB
80% Anak Indonesia Kekurangan DHA! Dampaknya Lebih dari Sekadar Kurang Pintar
Talkshow Kesehatan oleh Cerebrofort dan Kalbe Consumer Health (Dok. Istimewa)

Suara.com - Di tengah semakin kompleksnya tantangan pendidikan dan tumbuh kembang anak, perhatian terhadap asupan nutrisi menjadi semakin krusial. 

Salah satu nutrisi yang kini mendapat sorotan serius adalah DHA (Docosahexaenoic Acid) dan EPA (Eicosapentaenoic Acid), dua jenis asam lemak omega-3 yang terbukti memainkan peran penting dalam mendukung perkembangan otak, emosi, dan kecerdasan anak.

Sayangnya, hasil riset yang diterbitkan di British Journal of Nutrition oleh Cambridge University Press menunjukkan bahwa 80 persen anak Indonesia masih kekurangan DHA, khususnya pada kelompok usia 4 hingga 12 tahun. 

Padahal, menurut standar FAO dan WHO, asupan DHA dan EPA sangat vital dalam masa pertumbuhan anak untuk mendukung kemampuan kognitif, konsentrasi, serta daya ingat yang optimal.

“EPA dan DHA adalah fondasi penting yang mendukung tumbuh kembang anak, membentuk kecerdasan, emosi yang seimbang, dan daya tahan tubuh yang kuat,” jelas dr. Ria Yoanita, Sp.A, Dokter Spesialis Anak dalam acara Pekan Seni Anak Pintar Indonesia yang digagas oleh Cerebrofort dan Kalbe Consumer Health. 

Ia menambahkan bahwa kekurangan asupan dua zat ini mungkin tidak langsung terlihat secara kasat mata, namun dampaknya bisa signifikan terhadap potensi anak dalam jangka panjang.

Tak hanya mendukung perkembangan otak, DHA juga berperan dalam menjaga fungsi penglihatan dan sistem saraf anak.

Ini sebabnya para ahli menyebutkan bahwa DHA adalah nutrisi otak yang tidak boleh diabaikan, terutama di masa emas tumbuh kembang anak yang terjadi pada lima tahun pertama kehidupannya.

Namun, masih banyak orang tua yang belum tahu bagaimana cara memenuhi kebutuhan DHA anak mereka secara optimal, terutama jika anak memiliki kepekaan terhadap ikan atau tidak menyukai rasa amis dari makanan laut. 

Baca Juga: Punya Uang Rp 50 Juta Bisa Beli Mobil Apa? Ini 4 Mobil Bekas Keren Bergaya Anak Muda!

Menanggapi hal tersebut, dr. Ria memberikan solusi praktis, “Orang tua bisa mengolah makanan secara variatif atau memberikan alternatif suplemen dengan kandungan EPA dan DHA, misalnya dalam bentuk gummy yang lebih disukai anak-anak.”

Menjawab tantangan tersebut, Cerebrofort menghadirkan inovasi dalam bentuk Cerebrofort Gummy, yaitu suplemen anak berbentuk permen kenyal dengan rasa yang menyenangkan dan kandungan omega-3 (EPA & DHA) yang dibutuhkan untuk perkembangan otak anak. 

Produk ini hadir sebagai solusi cerdas untuk mendampingi anak bertumbuh menjadi pribadi yang sehat dan pintar. Selain memberi asupan nutrisi yang tepat, para ahli juga menekankan pentingnya membangun kebiasaan positif dalam kehidupan sehari-hari. 

Hal ini sejalan dengan program 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat yang digagas oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen). 

Dalam program ini, anak-anak didorong untuk membiasakan diri bangun pagi, beribadah, berolahraga, makan sehat, gemar belajar, aktif di masyarakat, dan tidur tepat waktu.

“Anak hebat tumbuh dari kebiasaan baik, dan kebiasaan baik tumbuh dari kolaborasi hebat antara sekolah dan orang tua,” ujar dr. Retno Wulandari, Ketua Sub Tim Kerja Penguatan Karakter Kemendikdasmen. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI