Suara.com - Anggapan penyakit jantung adalah 'warisan' dari keluarga lazim dipercayai masyarakat Indonesia. Mitos atau fakta ya?
Menjawab pertanyaan ini, Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Eka Hospital BSD, dr Daniel Tanubudi, Sp.JP, FIHA menjelaskan informasi tersebut tidak sepenuhnya benar.
Contohnya, ketika ada seseorang yang meninggal karena serangan jantung, belum tentu anak dan keturunannya akan meninggal dengan penyebab yang sama.
"Penyakit jantung merupakan jenis penyakit yang bisa berdiri sendiri. Artinya bisa menyerang siapa saja yang memiliki faktor risiko," ujar dr Daniel saat melakukan live Instagram Eka Hospital bersama komedian Marshel Widianto, Selasa (29/09/2020).
Lebih lanjut ia menjelaskan, penyakit jantung terjadi karena adanya penyempitan pembuluh darah koroner yang berperan dalam mengatur aliran oksigen dan nutrisi bagi sel otot jantung.
Penyempitan bisa terjadi akibat plak aterosklerosis, yang disebabkan oleh gaya hidup.
Pada proses inilah faktor genetik menjadi penentu dalam penularan penyakit dari orang tua ke anak.
Faktor genetik akan mempengaruhi respon sel-sel tubuh seseorang terhadap faktor atau kondisi yang dapat memicu penyakit.
"Risikonya menurun masih tetap ada, namun hal itu juga masih bisa dihindari saat seseorang tersebut bisa menjaga pola hidup yang sehat," kata dia.
Baca Juga: Penting untuk Diketahui, Berikut Perawatan Setelah Serangan Jantung
Sementara itu, beberapa faktor yang dapat menyebabkan penyakit jantung di antaranya termasuk gaya hidup yang tak sehat, pola makan sembarangan hingga meningkatkan kolesterol darah, tekanan darah tinggi, sering merokok, dan obesitas, serta jarangnya berolahraga.