Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, Sp.PD-KGEH, MMB menyatakan apresiasinya kepada para peneliti studi ini. Ini menjadi contoh bahwa bagaimana vaksin harus melalui uji klinik dan hasilnya dipublikasi di jurnal internasional.
“Demam tifoid merupakan suatu penyakit yang tidak boleh dianggap remeh, apalagi di Indonesia, demam tifoid termasuk salah satu penyakit endemis. Di negara endemis, peningkatan variasi genetik bakteri yang resisten terhadap antibiotik banyak ditemukan, padahal kita tahu bahwa antibiotik merupakan obat utama untuk demam tifoid. Penyakit ini jika tidak segera ditangani dapat menimbulkan berbagai komplikasi. Oleh karena itu, langkah terbaik yang dapat kita lakukan adalah pencegahan. Selain menjaga sanitasi lingkungan dan menjaga ketersediaan air bersih, vaksinasi menjadi salah satu langkah efektif dalam mencegah demam tifoid,” ujar Prof. Ari.