Ia memaparkan, misinformasi pertama terkait dengan keyakinan bersifat umum. Kedua, keyakinan terhadap teori konspirasi dan ketiga, keyakinan dari agama. Menurut Wiku, misinformasi bisa teridentifikasi dari pernyataan para ahli yang menyamakan Covid-19 dengan influenza.
"Penting diketahui penyebab dinamika transmisi dan akibat kedua penyakit tersebut sangat berbeda," tambahnya.
Satgas Penanganan Covid-19 mengingatkan masyarakat bahwa misinformasi dapat mempengaruhi seseorang terhadap suatu informasi. Oleh karena itu masyarakat harus evaluasi kredibilitas informasi yang diterima dan merujuk informasi tentang Covid-19 pada lembaga yang bisa dipercaya.