Kompleksitasnya terutama terletak pada banyaknya titik/sumber aritmia yang harus dihilangkan (di-ablasi), sehingga tingkat kekambuhan tindakan ablasi FA berkisar 25-30% setahun pascatindakan.
Karena itu, teknologi HD Grid 3D Mapping system yang digunakan dianggap memberikan paradigma baru dalam pemetaan aritmia, termasuk FA.
"Paradigma lama menggunakan kateter bipolar , sedangkan HD Grid menggunakan kateter multipolar dan multidirectional, sehingga bisa mendeteksi gap (celah) yang tidak terlihat oleh kateter bipolar."
Selain itu, teknologi pemetaan tersebut juga menggabungkan pemetaan magnetik dan impedans secara bersamaan yang memungkinkan tindakan kateter ablasi dilakukan dengan tingkat presisi dan akurasi yang tinggi.
Hal ini, kata Sunu, dibuktikan dengan bukti klinis yang menunjukkan bahwa penggunaan teknologi tersebut mampu menurunkan tingkat kekambuhan menjadi hanya sekitar 5-10 persen setahun pascatindakan, atau artinya 5 sampai 6 kali lipat lebih baik dibanding teknologi yang lama.
"Tidak banyak rumah sakit yang memiliki teknologi ini, karena hanya sedikit Dokter Spesialis Jantung yang memiliki sub spesialisasi ini."
Masalah Aritmia
Aritmia dapat disebabkan karena hipertensi, diabetes, kelainan katup jantung dan penyakit jantung koroner. Namun pada beberapa kasus, penyebab aritmia masih belum diketahui.
Selain kondisi medis, aritmia juga dapat dipicu oleh gaya hidup tidak sehat, seperti tidak dapat mengelola stres dengan baik, kurang tidur, merokok, konsumsi minuman beralkohol atau berkafein secara berlebihan dan penyalahgunaan NAPZA.
Baca Juga: Perubahan Detak Jantung Gejala Covid-19 dan Berita Terpopuler Lainnya
Ketika terjadi aritmia, beberapa orang tidak menyadari kondisi mereka karena gejalanya tidak spesifik.