Kemenkes RI: Darurat! Anak Muda Indonesia Banyak Kena Sifilis

Bernadette Sariyem Suara.Com
Jum'at, 20 Juni 2025 | 16:38 WIB
Kemenkes RI: Darurat! Anak Muda Indonesia Banyak Kena Sifilis
Kemenkes RI melansir data terjadi lonjakan penderita penyakit sifilis. Pasien mayoritas dari kalangan anak muda. (Pexels/shvets-production)

Suara.com - Kementerian Kesehatan RI melansir data adanya peningkatan jumlah penderita penyakit menular seksual (IMS) jenis sifilis alias 'raja singa' di kalangan anak muda.

Peningkatan jumlah penderita sifilis itu menunjukkan Indonesia tengah menghadapi darurat kesehatan masyarakat yang mengkhawatirkan.

Menurut data resmi Kemenkes, dalam periode Juni hingga Maret 2025 saja, tercatat ada 10.681 kasus sifilis dini dan 8.336 kasus sifilis. Total terdapat 19.017 orang yang menderita.

Angka ini menegaskan bahwa 'raja singa' bukan lagi ancaman yang jauh, melainkan sudah berada di depan mata.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes RI, Ina Agustina, menyatakan bahwa sifilis kini menjadi momok utama dalam peta infeksi menular seksual di tanah air, mengalahkan penyakit lainnya.

"Sebanyak 48 persen dari IMS di Indonesia itu, didominasi oleh penyakit sifilis. Kasusnya banyak terjadi pada usia muda," kata Ina dalam konferensi pers daring Temu Media Program HIV dan Infeksi Menular Seksual Kementerian Kesehatan, Jumat (20/6/2025).

Pernyataan ini menggarisbawahi dominasi sifilis yang mencapai hampir separuh dari seluruh kasus IMS yang dilaporkan.

Situasi ini diperparah dengan fakta bahwa lonjakan kasus yang signifikan selama tiga tahun terakhir paling banyak menyasar kelompok usia 15 hingga 19 tahun.

Generasi muda yang seharusnya menjadi tulang punggung masa depan bangsa kini berada dalam pusaran risiko penyakit yang dapat menyebabkan kerusakan organ permanen jika tidak ditangani dengan serius.

Baca Juga: Jemaah Haji Lansia dari Indonesia Rentan Patah Tulang, KKHI Minta Jemaah Muda Lebih Peduli

Akar Masalah: Kurangnya Edukasi dan Akses Kesehatan

Kementerian Kesehatan mengidentifikasi beberapa faktor utama yang menjadi bahan bakar penyebaran sifilis yang masif ini.

Pertama, kurangnya pengetahuan yang komprehensif mengenai seksualitas dan kesehatan reproduksi.

Banyak anak muda yang tidak memahami risiko dari aktivitas seksual yang mereka lakukan.

Kedua, perilaku seksual yang tidak aman, seperti berganti-ganti pasangan tanpa menggunakan pengaman, menjadi pintu masuk utama bagi bakteri penyebab sifilis.

Ketiga, akses yang minim terhadap layanan kesehatan reproduksi yang ramah remaja membuat banyak kasus tidak terdeteksi dan tidak tertangani sejak dini.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI