Patut Bangga, Indonesia Ikut Uji Klinis Pengobatan Covid-19 Terbesar Dunia

Jum'at, 19 Februari 2021 | 12:49 WIB
Patut Bangga, Indonesia Ikut Uji Klinis Pengobatan Covid-19 Terbesar Dunia
Ilustrasi Covid-19 (Elements Envato)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Indonesia terlibat dalam uji klinis terbesar dunia, The Randomised Evaluation of COVID-19 Therapy atau yang disebut studi RECOVERY untuk mengevaluasi pengobatan Covid-19 dari seluruh dunia.

Kali ini uji klinis ini akan segera dilakukan di Indonesia, dan menggandeng peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Dr. dr. Erni Juwita Nelwan, PhD, SpPD-KPTI, FACP, FINASIM sebagai peneliti utama.

Menurut Dr. Erni studi ini sangat bermanfaat untuk melihat seberapa efektif dan efisien pengobatan Covid-19 yang sudah dilakukan. Jangan sampai ada obat yang sebenarnya sudah tidak relevan dan berisiko berbahaya untuk pasien Covid-19, tapi masih saja digunakan.

"Misalnya, obat klorokuin atau hidroksiklorokuin tidak lagi direkomendasikan untuk mengobati Covid-19 dan obat deksametason telah masuk dalam rekomendasi pengobatan Covid-19 di RS di Indonesia," terang dr. Erni dalam konferensi pers virtual, Jumat (19/2/2021).

Ilustrasi obat Covid-19 remdesivir. (Dok. Elements.envato)
Ilustrasi obat Covid-19 remdesivir. (Dok. Elements.envato)

Klorokuin dan hidroklorokuin yang lebih mahal dan lebih berbahaya untuk pasien Covid-19, padahal ada obat deksametason yang lebih murah tapi juga berisiko lebih rendah. Salah satu temuan penting inilah yang berhasil didapatkan dalam studi RECOVERY di Inggris.

Studi ini pertama kali dilaksanakan di Inggris pada Maret 2020, telah memberikan rekomendasi dan berhasil mengubah perawatan klinis, termasuk temuan bahwa steroid dengan harga terjangkau, deksametason, dan pengobatan anti-inflamasi, tocilizumab, secara signifikan mengurangi risiko kematian ketika diberikan kepada pasien rawat inap dengan Covid-19 berat.

Rekomendasi ini kemudian digunakan pada praktik klinis di seluruh dunia untuk membantu menyelamatkan nyawa pasien dan memprioritaskan sumber daya perawatan kesehatan.

Terdapat beberapa rumah sakit Indonesia yang nantinya ikut terlibat dalam penelitian ini, yakni RS Metropolitan Medical Centre (MMC) Jakarta, RS Martha Friska Medan, dan RS Hasan Sadikin Bandung, dan beberapa rumah sakit lainnya akan segera bergabung.

Di Indonesia, studi akan diawali dengan mengevaluasi penggunaan aspirin dan kolkisin, karena obat ini sudah tersedia dan terjangkau. Namun seperti pelaksanaan studi RECOVERY di Inggris, uji coba ini bersifat adaptif dan obat baru akan ditambahkan seiring waktu.

Baca Juga: Sedang Update Sistem, Pelaporan Data Covid-19 Nasional Kini Manual

"Studi RECOVERY dinilai memiliki pencapaian yang luar biasa, dengan melibatkan lebih dari 35.000 pasien di Inggris dan memberikan rekomendasi yang akurat pada tempat perawatan," ujar Profesor Peter Horby, dari Emerging Infectious Diseases dan Global Health di Nuffield Department of Medicine, University of Oxford.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI