Mutasi Baru Virus Corona B117 Ditemukan di Indonesia, Tantangan Makin Berat

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Selasa, 02 Maret 2021 | 13:52 WIB
Mutasi Baru Virus Corona B117 Ditemukan di Indonesia, Tantangan Makin Berat
Ilustrasi virus Corona Covid-19. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Selain itu, tantangan lainnya yang juga akan dihadapi oleh Indonesia menurut Ines ialah dalam melakukan testing. Ines mengatakan bahwa varian baru virus corona ini akan sulit diidentifikasi dengan alat skrining awal seperti misalnya tes antigen atau GeNose.

Calon penumpang kereta api jarak jauh di Stasiun Bandung melakukan tes Covid-19 dengan menggunakan metode GeNose C19, Senin (15/2/2021). [Suara.com/Emi La Palau]
Calon penumpang kereta api jarak jauh di Stasiun Bandung melakukan tes Covid-19 dengan menggunakan metode GeNose C19, Senin (15/2/2021). [Suara.com/Emi La Palau]

"Varian tidak bisa dideteksi dengan alat yang simpel seperti itu.  Untuk mengidentifikasi varian maka sampel virus itu materi genetiknya harus dibaca susunannya dan susunannya dibandingkan dengan virus asli.  Baru dicari perbedaannya. Untuk itu diperlukan peralatan khusus, tenaga terlatih, dan keahlian bioinformatika," jelas Ines.

"Sekarang perlu strategi yang tepat untuk mendeteksi kemungkinan muncul klaster baru dari varian.  Pengamatan epidemiologi akan semakin penting. Karena itu testing dan sekuensing akan menjadi kunci."

Kemampuan Lab di Indonesia

Ines juga menjelaskan bahwa sepengatahuannya, setidaknya ada 14 laboratorium yang bisa mengidentifikasi varian baru virus corona ini. Namun, kemampuang setiap laboratorium tentu berbeda. Sejauh ini laboratorium Eijkman dan Litbangkes ialah yang paling mumpuni. 

"Yang menjadi tantangan terbesar adalah : perumusan strategi untuk memiliha sampel mana yang akan disekuensing.
karena  tidak munkin ribuan sample postive harian itu di sekuensing. Maka perlu ada strategi sample mana yang prioritas disekuensing," ujar Ines menjelaskan. 

Lebih jauh, Ines mengatakan bahwa semua sampel positif dari WNI yang kembali ke Indonesia, terlebih dari negara seperti Inggris, Amerika Serikat, Brasil hingga Afrika selatan harus disimpan untuk disekuensing. 

"Karena varian yang sudah diketahui (misalnya B117 (UK) atau B.1.351 (Afrika Selatan) pasti akan datang dari luar dibawa oleh WNI di luar negeri. Maka yang ini paling mudah ditargetkan," kata Ines. 

"Tentunya tidak menutup kemungkinan muncul varian baru di Indonesia sendiri dan untuk itu perlu strategi epidemiologi untuk pemilihan sampel."

Baca Juga: Setahun Covid-19, Ini 4 Pernyataan Kontroversial Terawan di Awal Pandemi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI