Suara.com - Sebanyak 1.550 anak SD (Sekolah Dasar) di Tenggarong, Kutai Kartanegara jadi target vaksin dengue atau vaksinasi DBD (Demam Berdarah Dengue). Langkah ini merupakan program lanjutan untuk pencegahan DBD, setelah lebih dulu diterapkan di Samarinda dan Balikpapan.
Bupati Kabupaten Kutai Kartanegara, Edi Darmansyah yang mengatakan DBD sudah jadi beban daerah, sehingga penanggulangan perlu dilakukan. Terlebih menurut Edi, Kutai Kartanegara jadi daerah dengan kasus tertinggi DBD di Kalimantan Timur.
“Perlu diingat bahwa dengue bukanlah penyakit musiman. Virus dengue dapat menginfeksi siapa saja, kapan saja, sepanjang tahun—dan anak-anak menjadi kelompok yang paling terdampak. Untuk itu, melalui program ini kita akan menyasar sekitar 1.550 anak sekolah dasar kelas 1 hingga kelas 5 di Kecamatan Tenggarong,” ujar Edi melalui keterangan yang diterima Suara.com, Kamis (19/6/2025).
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur, Dr. Jaya Mualimin, Sp.KJ, M.Kes, MARS menjelaskan vaksinasi DBD pada anak SD ini jadi bagian dari perluasan program lanjutan. Apalagi program ini sudah lebih dulu sukses dilaksanakan di Samarinda dan Balikpapan.
"Pelaksanaan vaksinasi dengue di Balikpapan dan Samarinda, dengan cakupan vaksinasi yang mencapai hampir 100 persen pada kelompok sasaran. Hasil sementara menunjukkan bahwa anak-anak yang telah menerima vaksinasi tidak mengalami infeksi dengue, yang artinya tingkat perlindungan terhadap penyakit ini berhasil ditingkatkan," papar Dr. Jaya.

Dr. Jaya juga memastikan jika vaksinasi DBD juga dibarengi dengan langkah pencegahan lainnya, seperti program pengendalian vektor seperti Gerakan 3M Plus, Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik dan edukasi lintas sektor.
"Harapan kami, dengan kerja sama lintas sektor dan keterlibatan aktif masyarakat, kita dapat mencapai target penurunan insiden menjadi kurang dari 10 per 100.000 penduduk, dan mencapai nol kematian akibat dengue pada tahun 2030,” papar Dr. Jaya.
Edi juga mengingatkan tren dengue di Indonesia dan sejumlah negara endemis lainnya terus menunjukkan ancaman serius. Kata dia, selama periode 2020 hingga 2023 saja, Indonesia tercatat sebagai negara dengan jumlah kematian akibat dengue tertinggi di Asia, yaitu sebanyak 1.238 kasus.
Sementara itu data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menunjukkan sepanjang tahun 2024 kemarin, tercatat 257.271 kasus dengue dengan 1.461 kematian di seluruh Indonesia. Bahkan data terbaru di 2025 hingga 12 Juni terdapat 67.030 kasus dengue dengan 297 kematian. Khusus di Kalimantan Timur pada 2024 kasus DBD terdapat 10.571 kasus, dengan 22 kasus di antaranya meninggal dunia.
Baca Juga: Sudah Ada Nyamuk Anti-DBD Sejak 9 Tahun Lalu, Kok Yogyakarta Masih Endemis?
Kondisi ini juga diperparah dengan mobilitas penduduk, perubahan iklim, dan urbanisasi turut memperparah penyebaran penyakit ini.
Di sisi lain Direktur Penyakit Menular, Kementerian Kesehatan dr. Ina Agustina Isturina menjelaskan vaksin DBD lanjutan ini merupakan bagian dari Strategi Nasional (Stranas) Penanggulangan Dengue (Stranas) 2021–2025, mengingat Indonesia punya target Nol Kematian akibat dengue pada 2030.
“Saat ini, Kementerian Kesehatan tengah menyusun rencana kelanjutan dari Stranas tersebut, yang akan menekankan implementasi nyata di tingkat daerah, mendorong kolaborasi lintas sektor, serta memperkuat kapasitas deteksi dini, respons cepat, dan pencegahan melalui pendekatan inovatif. Kami percaya, pendekatan yang menyeluruh dan berbasis bukti akan membawa dampak signifikan dalam mengurangi beban penyakit ini,” papar dr. Ina.
Dalam kesempatan yang sama, Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines, Andreas Gutknecht juga menekankan pentingnya pencegahan sebagai upaya menurunkan angka keparahan dan kematian akibat dengue. Terlebih kata dia, saat ini belum ada obat yang secara khusus bisa menyembuhkan DBD.
“Hingga hari ini, dengue masih menjadi ancaman nyata dan belum ada obat yang secara khusus dapat menyembuhkannya. Kami menyadari bagaimana penyakit ini memengaruhi ribuan keluarga setiap tahunnya—tidak hanya dalam bentuk angka, tetapi dalam kehilangan waktu, kesempatan, dan bahkan orang-orang tercinta. Ini menjadikan pencegahan sebagai kunci,” timpal Andreas.