Menurut Universitas Columbia, masih ada yang belum diketahui di balik penurunan risiko bunuh diri dalam kaitannya dengan usia.
"Orang muda dengan skizofrenia lebih mungkin mengalami ide bunuh diri, upaya bunuh diri, gangguan penggunaan narkoba, rawat inap kesehatan mental, dan kunjungan gawat darurat. Karakteristik ini mungkin membantu menjelaskan mengapa orang dewasa yang lebih muda dengan skizofrenia memiliki risiko lebih besar untuk meninggal karena bunuh diri," imbuhnya.
Tingkat bunuh diri untuk pria skizofrenia yang lebih tua menurun, kira-kira setara dengan orang dewasa yang lebih tua dalam populasi umum, kata para peneliti. Namun, indikator sehat bagi pasien skizofrenia juga bias.
"Skizofrenia berada di tengah-tengah diagnosis yang terkait dengan peningkatan bunuh diri, peringkat di bawah gangguan mood termasuk depresi berat dan gangguan bipolar," bunyi rilis tersebut, mengutip penulis utama.
Para peneliti menyarankan untuk memfokuskan upaya pencegahan pada orang dewasa muda dengan skizofrenia, sementara juga meningkatkan perawatan dengan memperluas akses pada obat anti-psikotik, clozapine, dan gangguan penggunaan zat obat.
Catatan Redaksi: Hidup seringkali sangat sulit dan membuat stres, tetapi kematian tidak pernah menjadi jawabannya. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal sedang mengalami masa sulit dan berkecederungan bunuh diri, sila hubungi dokter kesehatan jiwa di Puskesmas atau Rumah sakit terdekat.
Anda juga bisa menghubungi LSM Jangan Bunuh Diri melalui email [email protected] dan telepon di 021 9696 9293. Ada pula nomor hotline Halo Kemkes di 1500-567 yang bisa dihubungi untuk mendapatkan informasi di bidang kesehatan 24 jam.