Jarak Vaksinasi Lebih Panjang, Vaksin Pfizer Hasilkan Tingkat Antibodi Lebih Tinggi

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Jum'at, 23 Juli 2021 | 16:48 WIB
Jarak Vaksinasi Lebih Panjang, Vaksin Pfizer Hasilkan Tingkat Antibodi Lebih Tinggi
Sebuah botol vaksin Pfizer untuk Covid-19 di sebuah rumah sakit di Le Mans, Prancis. [AFP/Jean Francois Monier]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Temuan baru terkait jarak vaksinasi vaksin Pfizer memberikan harapan terkait pembentukan antibodi, demi mencegah infeksi COVID-19.

Dilansir ANTARA, tim peneliti dari Universitas Oxford menemukan bahwa jarak antara dosis vaksinasi yang lebih lama berpengaruh terhadap tingkat antibodi yang dihasilkan.

Penelitian pada vaksin Pfizer menemukan, jarak yang lebih panjang menghasilkan tingkat antibodi yang lebih tinggi.

"Untuk interval dosis yang lebih lama ... tingkat antibodi penetralisir terhadap varian Delta diinduksi secara kurang baik setelah dosis pertama, dan tidak bertahan lama dalam jangka waktu itu sebelum dosis kedua (diberikan)," kata penulis studi yang dipimpin oleh Universitas Oxford.

Penelitian itu dapat membantu menginformasikan strategi vaksinasi terhadap varian Delta, yang mengurangi keampuhan dosis pertama vaksin COVID-19 meski dua dosis masih bisa melindungi.

Vaksin Covid-19 Moderna dapat digunakan seperti halnya vaksin Pfizer.
Vaksin Covid-19 Moderna dapat digunakan seperti halnya vaksin Pfizer.

"Setelah dua dosis vaksin, tingkat antibodi penetralisir dua kali lebih tinggi pada interval dosis yang lebih lama ketimbang interval yang lebih singkat."

Antibodi pentralisir dianggap berperan penting dalam kekebalan tubuh melawan virus corona, tetapi tidak seluruhnya karena sel T juga turut berperan.

Studi itu menemukan tingkat sel T secara keseluruhan 1,6 kali lebih rendah dengan jeda yang lama daripada jadwal pemberian dosis yang singkat 3-4 pekan. Namun, proporsi yang lebih tinggi dialami sel T "pembantu" dengan jeda yang lama, yang mendukung memori kekebalan dalam jangka panjang.

Para penulis menekankan bahwa jadwal pemberian dosis menghasilkan antibodi yang kuat dan respons sel T dalam studi pada 503 tenaga kesehatan.

Baca Juga: CDC: Orang Vaksin Covid-19 Lengkap Berisiko Kecil Sebarkan Virus Corona

Temuan-temuan itu, yang diterbitkan sebagai pracetak, mendukung anggapan bahwa selagi dosis kedua diperlukan untuk memberikan perlindungan utuh terhadap varian Delta, penundaan pemberian dosis mungkin memberikan imunitas yang lebih tahan lama, bahkan jika dengan mengorbankan perlindungan dalam jangka pendek.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI