Makanan yang dikonsumsi juga berpengaruh pada aroma tubuh, termasuk area kewanitaan. Jenis bawang-bawangan sepert bawang putih, bawang merah, rempah-rempah, junk food dan daging merah termasuk makanan yang turut memengaruhi bau vagina.
3. Keringat
Seperti kaki yang kerap terbungkus sepatu juga ketiak, area kewanitaan cenderung lebih mudah untuk lembap karena tidak mendapat sirkulasi udara sebanyak bagian tubuh lainnya.
Akibatnya, lebih mudah berkeringat dan menyebabkan bau. Namun kondisi itu masih wajar. Cukup atasi dengan rajin mengganti pakaian dalam terutama sehabis berolahraga dan melakukan aktivitas yang mengeluarkan keringat berlebih.
4. Mengonsumsi obat-obatan tertentu
Obat-obatan seperti antibiotik bisa memengaruhi kondisi keseimbangan bakteri pada vagina dan menyebabkan keputihan atau mengeluarkan aroma. Ada pula jenis antibiotik yang dapat menyebabkan vagina lebih kering dan memicu gangguan pada vagina.
5. Perubahan hormon
Saat menstruasi, aroma pada vagina lebih kuat karena perubahan hormon. Baunya pun bervariasi pada setiap perempuan, tergantung siklus bulanan masing-masing. Terapi hormon, penggunaan pil KB, serta memasuki masa menopause juga turut memengaruhi keseimbangan pH dan bau vagina.
6. Vagina kurang bersih
Baca Juga: Jangan Dianggap Sepele, 7 Jenis Benjolan di Vagina Ini Harus Diwaspadai
Kurang menjaga kebersihan area kewanitaan juga dapat memicu bau vagina. Contohnya, lupa mengganti pembalut saat menstruasi. Ini bisa menyebabkan bakteri berkembang dan mengeluarkan bau yang buruk.