Suara.com - Cerdas tidak selalu ditandai dengan pandai matematika, jago menghafal rumus fisika, atau pun paham semua teori ekonomi.
Kalau kamu punya teman jago menggambar, menari, bernyanyi, bahkan menulis puisi yang mendayu-dayu, itu juga termasuk kecerdasan, lho. Karena kecerdasan seseorang sangat beragam.
Dijelaskan dalam Teori Kecerdasan Majemuk oleh Howard Gardner, Psikolog dan Profesor di Harvard University, kalau skor Intelligence Quotient (IQ) sudah tidak bisa dikatakan sebagai satu-satunya tolok ukur untuk tingkat kecerdasan.
Skor IQ memang dapat mengukur kemampuan kecerdasan spasial, verbal, dan matematika. Tetapi, pada penelitiannya, Prof. Howard menemukan bahwa ada sembilan jenis kecerdasan yang dimiliki setiap manusia.
Dikutip dari Ruang Guru, berikut masing-masing perbedaannya:
1. Naturalist Intelligence

Para pemilik kecerdasan ini biasanya akan lebih menonjol dalam hal mengenali, melihat perbedaan, atau mengategorikan sesuatu yang dijumpai di alam atau di lingkungan sekitarnya.
Naturalis Intelligence atau kecerdasan naturalis juga bantu memudahkan untuk beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Juga punya kemampuan untuk bertahan hidup yang tinggi di tengah alam.
2. Musical Intelligence
Baca Juga: AIIS 2021 Perkuat Ambisi Indonesia Jadi Pemain Penting Kecerdasan Artifisial
Kecerdasan ini berkaitan dengan suara, pola, atau nada teratur. Orang yang punya kecerdasan tinggi di bidang musikal akan lebih mudah mengenali, memodifikasi, bahkan membuat karya musik berupa lagu atau instrumental.
Kecerdasan musikal biasanya juga berkaitan dengan kemampuan matematis, dimana musik dan matematika cukup berkaitan erat dalam proses berpikir. Orang-orang yang memiliki kecerdasan ini biasanya suka bernyanyi atau bersenandung secara tidak sadar.
3. Logical-mathematical Intelligence
Orang-orang yang cerdas berlogika akan senang memecahkan masalah dengan analisis dan hubungan sebab-akibat. Mereka percaya bahwa pendekatan ilmiah selalu lebih baik untuk memberikan solusi.
Dominan dalam kecerdasan logika membuat mereka jadi ahli untuk mengenali pola numeris/silogisme, membuat argumen yang sesuai dengan penalaran, dan menjadi orang yang tahu untuk membedakan mana yang betul dan mana yang salah.
4. Existential Intelligence