Amerika Serikat Gunakan Sotrovimab untuk Obati Pasien Covid-19, Begini Cara Kerjanya

Minggu, 21 November 2021 | 17:28 WIB
Amerika Serikat Gunakan Sotrovimab untuk Obati Pasien Covid-19, Begini Cara Kerjanya
Ilustrasi obat antivirus Covid-19. (Pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Data akhir yang dirilis dari uji coba COMET-ICE Fase III yang melibatkan 1057 peserta, menunjukkan sotrovimab mengurangi rawat inap dan risiko kematian hingga 79 persen pada orang dewasa dengan gejala Covid-19 ringan hingga sedang yang berisiko tinggi berkembang menjadi penyakit parah.

Kondisi mereka membaik pada hari ke 29 perawatan, lebih cepat dibandingkan dengan plasebo, menurut rilis berita oleh perusahaan.

Perusahaan juga mengumumkan data dari studi COMET-Tail Phase III menunjukkan bahwa menyuntikkan Sotrovimab ke dalam otot pasien sama efektifnya dibandingkan dengan memberikannya secara intravena pada populasi berisiko tinggi.

Amerika Serikat akan menggunakan terapi sotrovimab dalam pengobatan pasien Covid-19. Obat tersebut merupakan antibodi monoklonal investigasi yang digunakan untuk pengobatan awal Covid-19, menurut siaran pers dari pembuat obat, GlaxoSmithKline (GSK) plc dan Vir Biotechnology, Inc.

Pihak perusahaan mengatakan bahwa pemerintah AS akan membeli sekitar satu miliar dolar obat.

"Mengingat banyaknya pasien yang terus menderita Covid-19 di banyak wilayah di AS, ada kebutuhan berkelanjutan untuk akses ke perawatan yang efektif. Kami bangga bekerja sama dengan pemerintah AS untuk membantu menyediakan sotrovimab," kata Chief Scientific Officer dan Presiden R&D, GSK Dr Hal Barron, melalui keterangan keterangan tertulis, dikutip dari Fox News.

Sotrovimab telah mendapat Emergency Use Authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) AS pada Mei 2021. Obat antibodi monoklonal SARS CoV-2 itu diberikan secara infus intravena dosis tunggal.

Penggunaannya hanya dapat digunakan untuk mengobati infeksi ringan hingga sedang Covid-19 pada orang dewasa dan anak-anak berusia 12 tahun ke atas yang berisiko tinggi alami kondisi parah.

Menurut Wakil Presiden Terapi Covid-19 di GSK Bart Murray, obat tersebut menjadi harapan baru bagi pasien untuk menang dalam memerangi virus corona.

Baca Juga: Syamsuar Imbau Waspadai Kasus Covid-19 Masuk dari Luar Riau

Murray mengatakan kepada Fox News bahwa pasien yang dites positif Covid-19 perlu mengetahui perawatan itu dan harus bertanya kepada dokter apakah itu cocok bagi mereka, terutama jika memiliki kondisi yang mendasarinya atau imunokompromise.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI