Prof. Raymond menjelaskan, manfaat jamu dapat dibuktikan berdasarkan empiris saja. Jamu juga lebih ditujukkan untuk memperbaiki masalah dalam bentuk promotif dan preventif.
Untuk fitofarmaka dapat dipasarkan setelah uji klinik yang membuktikan bahwa obat ini mempunyai khasiat kepada pasien. Selain itu, dalam pembuatannya, Prof. Raymond menuturkan, biasanya akan dilihat terlebih dahulu masalah penyakit yang dialami.
Setelah itu, akan disesuaikan dengan bahan baku berdasarkan penyakit tersebut. Oleh sebab itu, obat fitofarmaka dinilai memiliki manfaat yang sama dengan produk impor yang berbahan dasar kimia.
3. Efek samping
Jamu
Untuk efek samping jamu, hal ini tergantung dengan bahan-bahan untuk membuatnya. Sebab fungsinya untuk promotif dan preventif, efek samping pada jamu juga kemungkinan tidak terlalu buruk bagi kesehatan.
Fitofarmaka
Baca Juga: Rahasia! 2 Resep Pelangsing Tubuh dari Dokter Zaidul Akbar
Sama halnya dengan jamu, Prof Raymond menjelaskan, fitofarmaka juga memiliki efek samping, hanya saja minor. Biasanya, efek samping yang dialami seperti gatal-gatal. Namun, kondisi ini dapat diatasi dengan berhenti mengonsumsi obat tersebut.