Suara.com - Tak disangka-sangka, tanaman yang ditanam di perkarangan rumahnya, seorang ibu bernama Efi, warga asal Petamburan, Tanah Abang, Jakarta kini menjadi sorotan. Lewat usahanya menanam tanaman obat, Efi kekinian bisa memproduksi jamu herbal.
Tak mau kalah dengan usaha yang digeluti oleh para ibu-ibu itu, anak-anak muda Karang Taruna Petamburan mulai berani terjun ke dunia bisnis dengan mengelola kedai kopi yang diberi nama Katar Corner.
Dua unit UMKM di Petamburan itu diperkenalkan acara pemberdayaan ekonomi tingkat komunitas bertajuk “Level Up, Jakpus!” yang berlangsung di Kantor Wali Kota Jakarta Pusat, belum lama ini. Acara itu diinisiasi oleh Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Jakarta Pusat.
Komunitas Jamu Clinic yang digerakkan oleh para ibu ini memanfaatkan lahan pekarangan untuk menanam tanaman obat keluarga (TOGA) yang diolah menjadi jamu herbal.
“Kami menanam jahe, kencur, bunga telang, kelor juga ada,” ujar penggerak komunitas Jamu Clinic, Efi dalam keterangannya yang dikutip pada Rabu (9/7/2025).

Namun di balik kesederhanaan itu, terdapat fondasi kuat untuk keberlanjutan. Program ini merupakan bagian dari pemulihan ekonomi pascapandemi yang mendapat dukungan Pemprov DKI Jakarta dan Temasek Foundation melalui Indonesia Resilience (IRES).
“Jamu Clinic tidak hanya fokus menanam tanaman obat. Tapi juga sebagai sarana membangun ketahanan sosial, memperkuat kohesi komunitas, dan menciptakan sumber ekonomi baru yang berpihak pada warga,” jelas Cika Aprilia, Head of Programme IRES.
Lewat skema koperasi, hasil panen diolah dan dipasarkan bersama. Prosesnya melibatkan kader PKK, dasawisma, dan karang taruna, menjadikan program ini ruang belajar kolektif sekaligus sumber pendapatan lokal.
Sementara itu, Katar Corner menunjukkan bagaimana anak muda bisa mengambil peran nyata dalam membangun kemandirian organisasi. Sejak berdiri awal 2022, kedai kopi yang dikelola Karang Taruna Petamburan ini tak hanya menjadi tempat nongkrong, tapi juga menjadi pusat kegiatan dan pembelajaran kewirausahaan.
Baca Juga: Beathor Suryadi Dipecat usai Bongkar Ijazah Jokowi? Rocky Gerung: Dia Gak Ada Takutnya!
“Sebelum kami bisa memberdayakan orang lain, organisasi kami harus punya pondasi ekonomi dulu. Dari situlah muncul ide bikin kedai kopi, yang kini menjadi pusat aktivitas, pemberdayaan, dan pemasukan bagi organisasi,” kata Rayhan, salah satu inisiator Katar Corner.
![Ilustrasi kopi memakai sedotan. [Unsplash]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/04/28/55654-ilustrasi-kopi-memakai-sedotan-unsplash.jpg)
Usaha ini pun sempat mewakili Jakarta Pusat dalam lomba tingkat provinsi dan meraih juara dua. Baihaki, pengelola lainnya, menyebut bahwa mereka kini tengah beradaptasi dengan lokasi baru setelah renovasi gedung.
“Kami menyadari bahwa nongkrong itu budaya anak muda, tapi ternyata bisa jadi gerakan produktif. Sekarang kami sedang adaptasi dengan lokasi baru setelah gedung direnovasi. Fokus tahun ini tetap di konsistensi dan pengembangan. Semoga bisa direplikasi di kelurahan lainnya,” ujarnya.
Baik Jamu Clinic maupun Katar Corner menunjukkan bahwa UMKM berbasis komunitas bukan hanya bisa bertahan, tapi juga berkembang jika diberi ruang, bimbingan, dan akses.
Teguh Agung Hartanto, dari HIPMI Jakarta Pusat, menyampaikan bahwa HIPMI Jaya siap menjadi mitra strategis bagi UMKM komunitas.
“Karena yang kami cari bukan hanya untuk pertumbuhan ekonomi, tapi pertumbuhan yang dirasakan bersama-sama,” katanya.