Penyediaan ruang terbuka hijau (RTH) lebih banyak harus menjadi prioritas. RTH tidak hanya berfungsi sebagai paru-paru kota yang menyaring polutan, tetapi juga sebagai tempat bagi warga beraktivitas fisik di udara yang lebih bersih. Ruang ini juga dapat menjadi simbol dari komitmen pemerintah dalam memberikan akses bagi warganya untuk menikmati lingkungan yang sehat.
5. Peningkatan Layanan Kesehatan Paru
Untuk mendukung kesehatan paru masyarakat, pemerintah perlu mengembangkan layanan kesehatan yang terintegrasi, dari promotif, preventif, hingga kuratif. Ini termasuk penyediaan fasilitas deteksi dini penyakit paru dan gangguan pernapasan, pemeriksaan fungsi paru, serta pengobatan penyakit paru dengan sarana dan prasarana yang memadai.
Selain itu, penting pula untuk memperhatikan pendidikan dan pengembangan dokter spesialis paru, serta tenaga kesehatan lainnya, yang akan bertugas di berbagai tingkat layanan kesehatan.
Tantangan dan Harapan di Era Pemerintahan Baru
Pentingnya udara bersih bagi kesehatan sudah terbukti, dan dampaknya dirasakan tidak hanya dalam kesehatan paru-paru, tetapi juga pada kesehatan jantung, otak, dan seluruh tubuh. Polusi udara, baik dari emisi kendaraan, pembakaran bahan bakar fosil, hingga aktivitas industri, semuanya berkontribusi pada degradasi kualitas udara yang kita hirup setiap hari. Pemerintah yang baru diharapkan mampu membuat perubahan besar dalam kebijakan lingkungan dan kesehatan.
Dengan pelantikan pemimpin baru yang akan berlangsung dalam beberapa pekan, masyarakat berharap bahwa pemerintahan mendatang akan membawa angin segar dalam upaya menciptakan udara bersih bagi semua warga negara.
"Udara bersih adalah hak fundamental yang seharusnya dimiliki setiap orang," kata Prof. Tjandra.
Baca Juga: Cek Fakta: Dokter Zaidul Akbar Sebut Air Kelapa Dapat Membersihkan Lendir di Paru-Paru