Ketahui Pentingnya Pencegahan DBD di Tempat Kerja untuk Menjaga Kesehatan Karyawan dan Keberlanjutan Perusahaan

Minggu, 24 November 2024 | 08:08 WIB
Ketahui Pentingnya Pencegahan DBD di Tempat Kerja untuk Menjaga Kesehatan Karyawan dan Keberlanjutan Perusahaan
Ilustrasi Seorang Karyawan Sakit (Freepik/azerbaijan_stockers)

Suara.com - Kesehatan karyawan adalah salah satu aset utama bagi perusahaan. Karenanya, menjadi sangat penting untuk menjaga kesehatan karyawan demi keberlanjutan operasional perusahaan

Salah satu caranya adalah melalui pencegahan penyakit menular di lingkungan kerja. Termasuk Demam Berdarah Dengue (DBD) yang jumlah kasusnya kian meningkat. 

Pada tahun 2024, jumlah kumulatif kasus DBD di Indonesia sampai dengan minggu ke-45 adalah 217.019 kasus. Incidence Rate (IR) sekitar 77,55/100.000 penduduk, dan terdapat 1.255 kematian dengan Case Fatality Rate (CFR) 0,58%. 

Dr. dr. Astrid B. Sulistomo, MPH, SpOK, Subsp.BioKo(K), Ketua Umum PERDOKI, menggarisbawahi semua orang berisiko terjangkit virus DBD, terlepas dari usia, gaya hidup, dan di mana seseorang tinggal. 

"DBD ini bukan hanya penyakit yang mengancam nyawa, tetapi juga menimbulkan beban yang cukup besar, baik bagi pasien dan keluarganya, perusahaan, maupun negara," kata dia dalam acara peluncurkan gerakan “Sinergi Aksi Perusahaan (SIAP) Lawan Dengue” oleh Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN), PT Bio Farma, dan PT Takeda Innovative, Kamis (21/11).

Kasus DBD lanjut dia banyak terjadi pada kelompok usia produktif, antara 15 hingga 44 tahun—mayoritas kelompok yang tidak hanya tengah aktif bekerja tetapi juga menjadi pilar bagi keluarga dan komunitas mereka. 

Bagi mereka yang terinfeksi, DBD sering kali membawa beban fisik dan emosional, yang berdampak pada kualitas hidup pasien dan keluarga yang mendampingi. Apalagi, seseorang dapat terjangkit DBD lebih dari satu kali.

"Kalau ada yang bilang, sudah pernah terkena DBD dan menjadi kebal, tidak bisa terkena lagi, itu tidak benar. Virus dengue yang terdiri dari 4 serotipe, dapat menjangkit seseorang lebih dari satu kali, dan biasanya infeksi berikutnya berisiko lebih parah," pungkas dia.

Untuk itulah pencegahan penyakit seperti DBD tidak hanya menjaga kesejahteraan individu, tetapi juga mendukung lingkungan kerja yang produktif dan efisien.

Baca Juga: Dinilai Bukan Karyawan, Kasus Dugaan Intimidasi Hanni NewJeans Ditutup

Keuntungan Perusahan Memiliki Program Kesehatan yang Baik

KADIN, PT Bio Farma, dan PT Takeda Innovative Medicines meluncurkan gerakan Sinergi Aksi Perusahaan (Dok. Istimewa)
KADIN, PT Bio Farma, dan PT Takeda Innovative Medicines meluncurkan gerakan Sinergi Aksi Perusahaan (Dok. Istimewa)

Profesional Keuangan serta Praktisi Investasi dan Gaya Hidup Sehat, Adrian Maulana, menekankan pentingnya perusahaan memiliki program kesehatan untuk karyawan.

Menurut Adrian manfaat dari program semacam ini sangat signifikan, baik untuk karyawan maupun perusahaan. Di antaranya kata dia dapat menekan potensi absensi karena karyawan tersebut sakit.

"Bayangkan jika hal tersebut terjadi pada talenta-talenta terbaik perusahaan kita. Ini jelas menjadi sebuah peringatan yang harus kita perhatikan dengan serius," kata Adrian dalam kesempatan yang sama.

Lainnya yang tak kalah penting, lanjut dia adalah efisiensi operasional melalui langkah preventif, khususnya dalam pengelolaan biaya kesehatan karyawan. 

"Jika kita bicara soal biaya rumah sakit, misalnya untuk kamar VIP atau kelas 1, biaya per malamnya sudah di atas 1,5 hingga 2 juta rupiah," ujarnya.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI