Penelitian ini menunjukkan bahwa diet kaya ikan selama masa kehamilan berkaitan dengan kemungkinan lebih rendah anak mengembangkan gangguan spektrum autisme, terutama pada anak perempuan.
Penelitian yang melibatkan hampir 4.000 wanita hamil ini mengevaluasi hubungan antara konsumsi ikan saat hamil dan hasil neurodevelopmental pada anak-anak.
Ditemukan bahwa ibu yang mengonsumsi ikan dua kali atau lebih dalam seminggu menunjukkan penurunan signifikan pada gejala terkait autisme, berdasarkan hasil survei Social Responsiveness Scale (SRS) yang diisi oleh orang tua.
Menariknya, manfaat tersebut tidak ditemukan pada ibu hamil yang hanya mengonsumsi suplemen omega-3. Meskipun omega-3 dikenal sebagai nutrisi penting untuk perkembangan otak, suplemen minyak ikan tidak menunjukkan kaitan yang signifikan terhadap penurunan risiko autisme atau skor SRS anak-anak.
“Studi kami memperkuat bukti bahwa pola makan ibu hamil memainkan peran penting dalam perkembangan neurologis anak, khususnya dalam kaitannya dengan risiko autisme,” ujar Emily Oken, salah satu peneliti utama.
Para partisipan dibagi berdasarkan frekuensi makan ikan selama kehamilan menjadi empat kelompok: kurang dari sebulan sekali, sebulan sekali, seminggu sekali, dan dua kali atau lebih per minggu.
Sekitar 25 persen dari peserta hampir tidak pernah makan ikan selama kehamilan, sementara sebagian besar lainnya juga tidak mengonsumsi suplemen omega-3.
Studi ini menyoroti pentingnya konsumsi makanan alami seperti ikan, dibandingkan mengandalkan suplemen semata. Ikan dikenal sebagai sumber utama omega-3 alami, yang juga kaya akan vitamin D dan yodium—nutrisi penting lainnya yang turut mendukung perkembangan janin. (Antara)