Langkah pembedahan, menurutnya, memerlukan evaluasi mendalam terutama terkait tingkat keparahan gangguan bicara.
“Harapannya dengan palatoplasti kita dapat menghasilkan suatu suara yang baik,” jelasnya.
Setelah menjalani operasi, anak akan dievaluasi secara berkala dalam kurun waktu dua minggu, tiga bulan, hingga enam bulan setelah tindakan.
Evaluasi ini penting untuk mengetahui efektivitas operasi dan kebutuhan rehabilitasi lanjutan.
Salah satu bentuk rehabilitasi penting pascaoperasi adalah terapi wicara.
“Jadi hasilnya anak nanti itu nggak ada stigma bahwa dia pernah (ada) celah bibir, dia pernah (ada) celah palatum,” tambah Dini.
Ia menekankan bahwa intervensi menyeluruh yang mencakup tindakan bedah dan terapi wicara pascaoperasi sangat berperan dalam membangun kepercayaan diri anak.
![Ilustrasi bibir sumbing [shutterstock]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2019/05/16/81884-ilustrasi-bibir-sumbing-shutterstock.jpg)
Ketika kemampuan bicara meningkat, anak akan lebih siap secara psikologis menghadapi dunia luar, baik di lingkungan sekolah maupun saat dewasa kelak.
Untuk kasus anak yang memiliki kelainan gabungan bibir sumbing dan celah langit-langit, tindakan pembedahan biasanya dapat dilakukan mulai usia sembilan bulan, dengan mempertimbangkan kondisi kesehatan secara umum.
Baca Juga: Stunting Bukan Takdir! Kenali Penyebab, Bahaya, dan Solusi untuk Anak
“Biasanya umur mulai 9 bulan, kemudian 9–18 bulan kita bisa lakukan dengan pertimbangan periksa dulu ya. Karena keberhasilan sangat bergantung dengan anak tersebut,” katanya.