Gagal Jantung: Ancaman Diam-diam yang Bisa Dicegah Jika Dikenali Lebih Awal

Dinda Rachmawati Suara.Com
Jum'at, 04 Juli 2025 | 06:52 WIB
Gagal Jantung: Ancaman Diam-diam yang Bisa Dicegah Jika Dikenali Lebih Awal
Ilustrasi seorang pria mengalami gagal jantung (Freepik/freepik)

Suara.com - Gagal jantung kini menjadi salah satu tantangan besar di bidang kardiologi. Meski terkesan menakutkan, kondisi ini bukan akhir dari segalanya. 

Dengan deteksi dini, terapi yang tepat, dan perubahan gaya hidup, pasien gagal jantung tetap bisa menjalani hidup yang produktif. Namun, kunci utamanya ada pada kewaspadaan terhadap gejala dan pengelolaan sejak dini.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), penyakit kardiovaskular merupakan penyebab kematian tertinggi di dunia, dan gagal jantung adalah salah satu konsekuensi lanjutannya yang paling serius. 

Gagal jantung sendiri bukan berarti jantung berhenti bekerja, melainkan jantung tidak lagi mampu memompa darah secara efisien untuk memenuhi kebutuhan tubuh.

“Gagal jantung atau heart failure adalah sindrom klinis yang ditandai dengan gejala seperti sesak napas, pembengkakan di tungkai, dan kelelahan berlebihan. Kondisi ini bersifat kronis dan progresif, artinya bisa memburuk bila tidak ditangani dengan baik,” jelas dr. Novi Yanti Sari, Sp.JP, FIHA, FAPSC, FHFA, FACC, dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dari RS Siloam Kebon Jeruk dan Lippo Village.

Memahami Jenis dan Penyebab Gagal Jantung

Secara medis, gagal jantung diklasifikasikan berdasarkan fraksi ejeksi (EF), yaitu ukuran kemampuan jantung memompa darah:

HFrEF (reduced EF, ≤40%): Pompa jantung lemah secara signifikan.

HFmrEF (mildly reduced EF, 41-49%): Penurunan ringan fungsi jantung.

Baca Juga: Kemenkes RI: Darurat! Anak Muda Indonesia Banyak Kena Sifilis

HFpEF (preserved EF, ≥50%): Pompa jantung tampak normal, tapi fungsinya tetap terganggu.

Penyebab utamanya meliputi hipertensi, penyakit jantung koroner, diabetes, kelainan katup jantung, hingga infeksi virus yang menyebabkan peradangan otot jantung (myocarditis). Gangguan irama jantung (aritmia) seperti fibrilasi atrium juga bisa menjadi pemicu.

Siapa yang Berisiko?

Individu dengan tekanan darah tinggi, diabetes, obesitas, kolesterol tinggi, serta kebiasaan merokok, memiliki risiko lebih besar terkena gagal jantung. Lansia juga termasuk kelompok rentan. Karena itu, skrining berkala sangat dianjurkan—bahkan sebelum gejala muncul.

“Salah satu gejala paling awal adalah mudah lelah. Aktivitas ringan terasa berat. Pasien juga bisa mengalami sesak napas yang memburuk saat tidur dan penumpukan cairan di tungkai,” tambah dr. Novi.

Diagnosis: Mendeteksi dengan Akurat

Diagnosis gagal jantung memerlukan serangkaian pemeriksaan seperti:

  • Wawancara medis dan pemeriksaan fisik untuk mendeteksi bunyi jantung abnormal atau pembengkakan
  • EKG untuk melihat irama jantung
  • Ekokardiografi (USG jantung) untuk menilai fungsi pompa dan struktur jantung
  • Tes darah NT-proBNP, yang meningkat bila tekanan dalam jantung tinggi

Jika diperlukan, dilakukan MRI jantung atau kateterisasi untuk mengevaluasi aliran darah koroner secara lebih mendalam.

Penanganan Komprehensif: Obat dan Teknologi Mutakhir

Terapi gagal jantung mengikuti pendekatan Guideline-Directed Medical Therapy (GDMT), yang menggabungkan berbagai jenis obat untuk mengontrol gejala, memperbaiki fungsi jantung, dan menekan angka kematian.

Pada beberapa kasus, pasien memerlukan CRT (Cardiac Resynchronization Therapy), alat pacu jantung khusus yang menyelaraskan kontraksi bilik kiri dan kanan jantung.

Jika pengobatan tidak cukup, dapat dipertimbangkan LVAD (Left Ventricular Assist Device), alat bantu mekanik yang menggantikan sebagian fungsi jantung.

“LVAD adalah solusi untuk pasien dengan gagal jantung lanjut yang tidak responsif terhadap obat-obatan. RS Siloam Kebon Jeruk saat ini sudah menyediakan fasilitas ini,” jelas dr. Novi.

Untuk kondisi gagal jantung akut yang parah, tersedia juga ECMO (Extracorporeal Membrane Oxygenation), alat bantu sirkulasi dan oksigenasi darah. Bila semua opsi tidak berhasil, transplantasi jantung menjadi pilihan terakhir.

Pencegahan Masih Jadi Kunci

Pencegahan gagal jantung tidak sulit dilakukan jika dimulai sejak dini. Langkah-langkah berikut sangat disarankan:

  • Menjaga tekanan darah dan kadar gula darah tetap normal
  • Menghindari rokok
  • Rutin berolahraga
  • Mengelola stres

Mengonsumsi makanan sehat kaya serat dan rendah lemak trans, gula, serta garam

“Gaya hidup sehat dan pemeriksaan jantung rutin merupakan investasi terbaik untuk masa depan jantung Anda,” kata dr. Novi.

Grup RS Siloam memberikan layanan menyeluruh untuk pasien gagal jantung melalui tim multidisiplin yang terdiri dari dokter spesialis gagal jantung, kardiologi intervensi, imaging, elektrofisiologi, hingga rehabilitasi jantung.

Klinik Advanced Cardiac Care Clinic (ACCC) di RS Siloam Kebon Jeruk dan Lippo Village memantau pasien secara intensif, termasuk pengaturan obat, pemantauan berat badan, dan edukasi mandiri.

“Kami tidak hanya mengobati, tapi juga mendampingi pasien dalam jangka panjang untuk memastikan kualitas hidup tetap terjaga,” tutup dr. Novi.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI