Jarang Disadari Tapi Vital, Peran Apoteker di Tengah Transformasi Kesehatan

Vania Rossa Suara.Com
Senin, 25 Agustus 2025 | 13:07 WIB
Jarang Disadari Tapi Vital, Peran Apoteker di Tengah Transformasi Kesehatan
Ilustrasi apoteker. (Freepik)

Suara.com - Kalau bicara soal tenaga kesehatan, kebanyakan orang langsung teringat dokter atau perawat. Padahal, ada satu profesi penting yang sering kali luput dari perhatian: apoteker.

Peran apoteker bukan sekadar meracik obat di apotek. Lebih dari itu, mereka adalah garda terdepan yang memastikan pasien mendapatkan obat yang tepat, dengan dosis yang sesuai, serta memahami cara penggunaannya.

Apoteker juga berperan sebagai konsultan kesehatan masyarakat yang bisa memberikan edukasi mulai dari penggunaan antibiotik yang bijak, interaksi obat dengan makanan, hingga risiko efek samping yang sering tidak disadari pasien.

Di era kesehatan modern, peran apoteker makin krusial. Misalnya, saat pandemi lalu, banyak apoteker yang turun langsung memberikan informasi valid soal obat dan vitamin di tengah maraknya hoaks kesehatan. Mereka juga menjadi penghubung antara pasien dan sistem kesehatan, terutama bagi masyarakat yang lebih dulu datang ke apotek sebelum ke rumah sakit.

Apoteker Harus Terus Tingkatkan Kompetensi

Namun, tantangan di lapangan tidak ringan. Perkembangan obat-obatan, teknologi kesehatan, hingga tuntutan masyarakat menuntut apoteker untuk selalu memperbarui pengetahuan.

Tanpa kompetensi yang terus diasah, apoteker bisa tertinggal di tengah derasnya inovasi kesehatan, mulai dari obat biologis, terapi kanker terbaru, sampai penggunaan Artificial Intelligence dalam farmasi.

Karena itu, Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) menegaskan komitmennya untuk mendukung peningkatan profesionalisme anggotanya. Bukan hanya lewat seminar dan webinar rutin, tetapi juga melalui lembaga pendidikan dan pelatihan yang terakreditasi, serta sistem sertifikasi yang memastikan kualitas kerja apoteker tetap sesuai standar nasional maupun internasional.

Komitmen itu pun ditegaskan lewat dua agenda besar: Rapat Kerja Nasional (Rakernas) dan Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) IAI 2025 yang akan berlangsung pada 27–30 Agustus 2025 di Makassar.

Baca Juga: PAFI Kabupaten Kulonprogo: Mitra Setia dalam Pengembangan Profesi Farmasi

Rakernas dan PIT AI 2025. (dok. IAI)
Rakernas dan PIT AI 2025. (dok. IAI)

Rakernas akan membahas strategi organisasi dalam memperkuat posisi apoteker di sistem kesehatan Indonesia, termasuk sinkronisasi program dengan kebijakan pemerintah, jenjang karir, hingga tantangan regulasi profesi.

Sementara PIT menjadi ajang ilmiah terbesar bagi dunia farmasi, menghadirkan ribuan apoteker dari berbagai lini praktik, peneliti, akademisi, hingga mahasiswa.

Dengan tema “Navigating the Future of Pharmacy: Performance, Innovation, and Collaborative Transformations in Healthcare”, PIT 2025 menghadirkan puluhan simposium dan workshop, serta ratusan presentasi, dengan isu-isu terkini, di antaranya: pemanfaatan AI dalam farmasi, peran apoteker dalam ketahanan kesehatan global, obat-obatan tradisional dan kosmetik, radiofarmasi dalam precision medicine, hingga farmasi kesehatan mental dan olahraga.

Menuju Indonesia Emas 2045

Ketua Umum PP IAI, apt. Noffendri Roestam, menegaskan bahwa Rakernas dan PIT bukan sekadar acara seremonial. Dua forum ini menjadi titik temu penting untuk menyatukan langkah apoteker dalam mendukung transformasi kesehatan nasional menuju Indonesia Emas 2045.

“Rakernas 2025 akan menjadi forum evaluasi dan harmonisasi kebijakan profesi, sementara PIT IAI 2025 akan menjadi wadah ilmiah untuk memperkuat kapasitas dan kompetensi apoteker. Keduanya saling melengkapi sebagai upaya nyata IAI dalam mendukung transformasi kesehatan nasional menuju Indonesia Emas 2045,” katanya.

Lebih lanjut, Noffendri mengatakan bahwa selama ini para apoteker sudah mengikuti seminar atau  webinar mengupdate pengetahuan, namun output yang diperoleh kurang tajam.

"Dengan sertifikasi maka diharapkan kompetensi dan profesionalisme yang dimiliki akan jauh lebih baik,’’ katanya.

Harapannya, apoteker Indonesia bisa semakin berdaya, tidak hanya di balik meja apotek, tetapi juga hadir sebagai pendidik, inovator, dan mitra strategis dalam pembangunan kesehatan masyarakat.

Karena pada akhirnya, kesehatan bukan hanya soal obat yang tersedia, tapi bagaimana obat itu dipahami dan digunakan dengan benar—dan di situlah peran apoteker tak tergantikan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI

Ingin dapat update berita terbaru langsung di browser Anda?