Kisah Pasien Kanker Payudara Menyebar ke Tulang, Pilih Berobat Alternatif Dibanding Kemoterapi

Senin, 10 November 2025 | 11:42 WIB
Kisah Pasien Kanker Payudara Menyebar ke Tulang, Pilih Berobat Alternatif Dibanding Kemoterapi
Pakar Onkologi Medis RS Gading Pluit, Prof. dr. Ikhwan Rinaldi, Sp.PD-KHOM dalam Health Talk Kanker Payudara di Jakarta Utara, Kamis (6/11/2025) (Suara.com/Dini Afrianti Efendi)
Baca 10 detik
  • Banyak yang masih percaya jika kemoterapi untuk pengobtan kanker mengakibatkan kematian.
  • Ada sebuah kasus, seorang wanita yang memilih berobat alternatif ketimbang kemoterapi setelah divonis kanker payudara.
  • Namun setelah diradiasi, rupanya kanker payudara yang dialami sudah menyebar ke tulang sehingga akhirnya di-kemo.

Suara.com - Mitos pengobatan kanker seperti kemoterapi menyakitkan hingga menyebabkan kematian, membuat masyarakat beralih pada pengobatan alternatif yang akhirnya menghambat penanganan.

Pakar Onkologi Medis RS Gading Pluit, Prof. dr. Ikhwan Rinaldi, Sp.PD-KHOM, membagikan kisah pasien perempuan berusia 40 tahun yang mengidap kanker payudara, yang ‘termakan’ omongan tentang kemoterapi hingga mengalami penyebaran kanker yang lebih cepat sampai ke tulang.

“Banyak kasus-kasus yang datang ke kita ini, ada satu pasien yang karena mendengarkan bahwa kemoterapi itu serem, masih muda, 40 tahun. Akhirnya datang ke sini untuk diradiasi, karena sudah menyebar ke tulang,” ujar Prof. Ikhwan dalam Health Talk Kanker Payudara di RS Gading Pluit, Jakarta Utara, Kamis (6/11/2025).

Kemoterapi adalah prosedur pengobatan atau terapi kanker dengan memberikan obat-obatan untuk membunuh sel kanker.

Prof. Ikhwan mengatakan, kanker yang menyebar hingga tulang akhirnya membuat perempuan muda ini tidak bisa berjalan dan harus beraktivitas menggunakan kursi roda.

kucing (CNN Indonesia)
kucing (CNN Indonesia)

Pakar onkologi yang berpraktik di Gading Integrated Cancer Care (GICC) ini juga menyayangkan ketakutan perempuan tersebut terhadap kemoterapi, padahal kondisi kankernya terdeteksi pada stadium awal.

"Ya pasti awalnya satu dulu, tapi karena dia nggak mau di-kemo akhirnya dia cari alternatif. Dia dengerin temennya, dia dengerin siapa. Nah, begitu datang ke sini karena disinar, karena sudah menyebar ke tulang," paparnya.

Beruntung kini perempuan tersebut sudah mau menjalani terapi kemoterapi dan memiliki kondisi yang lebih baik dibanding saat ia menjalani pengobatan alternatif.

"Akhirnya kita obatin, sudah lebih baik lagi. Sekarang mau di-kemo. Malah minta chemo terus karena merasa lebih baik," jelas Prof. Ikhwan.

Baca Juga: Yuk Lebih Aware: Mitos vs Fakta Kanker Payudara yang Perlu Kamu Tahu

Di sisi lain, Prof. Ikhwan mengakui jika ada beberapa jenis kanker payudara yang bisa menyebar dengan cepat. Bahkan dalam kasus perempuan tersebut, kanker menyebar dalam waktu satu setengah tahun.

"Mungkin bisa satu setengah tahun atau satu tahun setengah. Tiga bulan aja udah menyebar kalau nggak diobatin dengan benar," paparnya.

Ia juga mengingatkan, saat ini kanker payudara memiliki beberapa subtype utama yang banyak ditemukan kasusnya di Indonesia maupun dunia, yaitu Hormonal, HER2 Positif, Triple Positif, dan Triple Negatif. Jenis-jenis kanker payudara ini memiliki karakteristik dan memerlukan rencana terapi yang berbeda.

"Untuk pasien HER2+, terapi inovatif seperti terapi neoadjuvan—pemberian terapi target atau kemoterapi sebelum operasi—terbukti sangat efektif. Terapi ini bertujuan untuk memperkecil ukuran tumor sehingga operasi bisa dilakukan dengan lebih optimal dan meningkatkan peluang kesembuhan pasien," ungkapnya.

Prof. Ikhwan juga meminta kaum hawa tidak perlu khawatir berlebih, karena semakin awal kanker terdeteksi maka semakin besar pula peluang remisi alias kesembuhan di atas 90 persen.

"Iya, benar (peluang sembuh). Kalau orang stadium 4 itu survive-nya dalam 5 tahun cuma 16 persen. Jadi dari 100 orang, cuma 16 orang yang bisa survive selama 5 tahun yang stadium 4. Tapi kalau ketemu stadium 1, stadium 2, bisa 98 persen. Jadi sebagian besar akan sembuh gitu, akan survive lebih dari 5 tahun," pungkas Prof. Ikhwan.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI