Sebelum berkarier di dunia politik, Sandiaga Uno sempat menjadi pengusaha dan Ketua Umum Persatuan Renang Seluruh Indonesia. Kemudian, ia bergabung dengan Partai Gerindra dan maju pada Pilgub DKI Jakarta 2017. Ia pun berhasil menjadi pendamping Anies Baswedan untuk memimpin Jakarta sampai tahun 2020.
Namun, demi mengikuti Pilpres 2019 untuk menjadi cawapres Prabowo, Sandiaga mundur dari jabatan Wakil Gubernur DKI Jakarta. Meski kalah, ia diberi kepercayaan untuk menjabat Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) pada tahun 2020 hingga saat ini.
Adapun pencapaiannya selama menjadi Menparekraf tercatat dari Badan Pusat Statistik (BPS). Disebutkan bahwa hingga Oktober 2022 jumlah wisatawan asing telah melebihi target, yakni mencapai 3,92 juta. Lalu, nilai ekspor ekonomi kreatif sampai November 2022 pun meraih 24,79 miliar dolar AS atau meningkat sekitar 3,8 persen.
4. Yenny Wahid
Putri dari Gus Dur itu pernah dipercaya menjadi Staf Khusus Bidang Komunikasi Politik pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Lalu, ia juga menjabat sebagai Sekjen Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) untuk periode 2005-2010.
Namun, di tengah masa jabatannya, yakni pada tahun 2008, Yenny Wahid dipecat oleh Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar. Sejak saat itu, ia mulai mendirikan partai politik sendiri dengan nama Partai Kedaulatan Bangsa (PKB) dan langsung menjabat sebagai ketua umumnya.
Pada tahun 2012, partainya itu bersama Partai Indonesia Baru (PIB) yang diketuai Kartini Sjahrir bersatu dan memiliki nama Partai Kedaulatan Bangsa Indonesia Baru (PKBIB). Yenny pun dipercaya menjadi ketua umum partai baru tersebut. Sebelum di politik, lulusan Universitas Trisakti ini sempat bekerja sebagai wartawan.
Lalu, usai menerima gelar Master's in Public Administration dari Universitas Harvard, Yenny menjabat sebagai Direktur Wahid Institute hingga kini. Ia yang juga menjadi Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dianggap berperan atas keberhasilan Unwahas melahirkan atlet panjat tebing kelas dunia.
5. Andika Perkasa
Baca Juga: Ganjar Pranowo Kegirangan Dapat Dukungan dari Perindo: Uhuy!
Mantan Panglima TNI ini lulus dari Akabri atau Akmil pada tahun 1987 dengan pangkat perwira pertama infanteri. Saat itu, ia langsung menjabat sebagai Komandan Peleton Grup 2/ Korps Baret Biru (Kopassus). Selang tiga tahun, ia diberi tugas untuk menjalani operasi militer di Timor Timur serta operasi bakti di Aceh pada 1994.
Andika sempat melanjutkan pendidikan militer ke The Military College of Vermont, Norwich University pada tahun 1999. Ia kemudian berkuliah di National War College, National Defense University, Harvard University, dan The Trachtenberg School of Public Policy and Public Administration, The George Washington University, Amerika Serikat.
Lalu, pada tahun 2013, Andika naik pangkat menjadi Brigadir Jenderal (Brigjen) dan menjabat Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat. Selang tiga tahun, ia dipercaya sebagai Panglima Kodam XII Tanjung Pura. Tak hanya itu, ia juga mengisi posisi Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad).
Andika juga sempat diangkat menjadi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) hingga akhirnya dilantik sebagai Panglima TNI pada 17 November 2021. Selama menjabat posisi ini, ia kerap menghapus persyaratan tes keperawanan bagi calon Komando Wanita Angkatan Darat (Kowad) dan calon istri prajurit serta mengurangi tinggi badan untuk persyaratan masuk Akmil.
6. Ridwan Kamil
Ridwan Kamil atau Kang Emil merupakan lulusan program studi arsitek dari Institut Teknologi Bandung (ITB). Usai menerima gelar insinyur, ia meneruskan pendidikan magister ke University of California, Amerika Serikat, dengan bantuan beasiswa.