Salah satunya adalah ketika ia diamanahkan untuk memimpin penyelenggaraan pesta olah raga terbesar di Asia, yakni Asian Games 2018 yang digelar di Indonesia.
Ajang olah raga itu berjalan lancar dan mengundang decak kagum di dunia Internasional, berkat tangan dingin Erick Thohir.
Jelang Pilpres 2019, Erick Thohir dipercaya untukmenjadi Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
Berkat kerja kerasnya, Erick berhasil mengantarkan pasangan Jokowi-Marif Amin ke kursi presiden dan wakil presiden Indonesia. Dan karena itu pula, ia dipercaya untuk menjadi Menteri BUMN hingga kini.
Mantan Panglima TNI ini berupakan kelahiran Bandung, 21 Desember 1964. Jabaran Panglima TNI ia pegang sejak 17 November 2021 hingga 19 Desember 2022.
Andika Pratama merupakan lulusan Akademi Militer pada 1987. Jabatan pertama yang ia pegang yakni perwira pertama Infanteri Kopassus Grup2/Para Komando dan Satuan-81/Penanggulangan Teror (Gultor) selama 12 tahun.
Setelah itu ia berhasil menduduki sejumlah posisi strategis di TNI, diantaranya Sekretaris Pribadi Kepala Staf Umum (Kasum) TNI.
Ketika Jokowi dan Jusuf Kalla dilantik menjadi presiden dan wakil presiden periode 2014-2019, Andika Pratama diangkat menjadi Komandan Paspampres dengan pangkat Mayor Jenderal.
Baca Juga: Ngaku Sering Dibuat Kagum, Ganjar Lempar Candaan ke Prabowo: Bapak Pakai Baju Hitam Putih Juga?
Pada 22 November 2018, Presiden Jokowi melantik Andika sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KASAD). Dan puncak karier Andika di dunia militer terjadi pada 17 November 2021, ketika ia dilantik menjadi Panglima TNI.
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)
Sama seperti Andika Pratama, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) juga berlatarbelakang militer. Namun ia pensiun dini setelah 16 tahun menggeluti dunia itu dengan pangkat terakhir Mayor.
Keputusan AHY meninggalkan dunia militer karena dirinya hendak terjun ke dunia politik pada 2017, ketika ia hendak mengikuti Pilkada DKI Jakarta.
Ia maju sebagai calon gubernur DKI Jakarta, berpasangan dengan Sylviana Murni, seorang birokrat yang sudah lama bertugas di Pemprov DKI.
Namun langkah AHY dan Sylviana terhenti di putaran pertama Pilkada DKI Jakarta. Pasangan itu hanya meraih suara 17,06 persen,jaug di bawah pasangan Anies-Sandi (39,95 persen) dan pasangan Ahok-Djarot (42,99 persen).