Nah, meskipun sama-sama menggunakan bahasa Jawa dalam berkomunikasi, tak jarang orang akan salah paham ketika mengartikan nada atau loga berbicara. Namun, hal ini menjadi keunikan tersendiri bagi masyarakat Jawa. Sehingga penggunaan bahasa Jawa harus terus dilestarikan.
Sebab, seiring berkembangnya zaman tak sedikit anak muda malu apabila mengucapkan atau berbicara menggunakan bahasa Jawa dengan logat dari daerahnya. Banyak anak muda yang pada akhirnya lebih memilih berkomunikasi dengan bahasa Indonesia, dan lama kelamaan akan lupa dengan bahasa daerahnya.
Tak sebatas penggunaan bahasa Jawa untuk berkomunikasi sehari-hari saja, istilah "Dadi Wong Jowo Ojo Lali Jawane" juga dikaitkan dengan sikap lemah lembut. Sebab selama ini orang Jawa dikenal akan kelemah lembutan dan sopan santunnya.
Sehingga tidak pas apabilan orang Jawa bersikap kasar dan semaunya sendiri. Apalagi jika bersikap arogan kepada orang lain. Hal itu tentu akan membuat identitas sebagai orang Jawa menjadi tercoreng.
Oleh karena itu, sebagai orang Jawa sudah seharusnya kita selalu menerapkan pepatah "Dadi Wong Jowo Ojo Lali Jawane" dalam menjalani kehidupan sehari-hari, baik dalam bertutur kata maupun bersikap. Ini dilakukan supaya identitas orang Jawa tidak menjadi buruk di mata orang lain.
Demikian tadi ulasan tentang apa arti "Dadi Wong Jowo Ojo Lali Jawane" yang tertulis di spanduk petruk yang viral di Solo. Semoga bermanfaat!
Kontributor : Putri Ayu Nanda Sari