Muncul Julukan 'Gemoy' Untuk Prabowo, Begini Analisa Denny JA Dan Efek Elektoralnya

Bangun Santoso Suara.Com
Jum'at, 17 November 2023 | 09:32 WIB
Muncul Julukan 'Gemoy' Untuk Prabowo, Begini Analisa Denny JA Dan Efek Elektoralnya
Capres dan cawapres Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka mendapatkan nomor urut dua dalam PIlpres 2024. [Dok. Tim Gerindra]

Pertama, kata gemoy itu memberikan citra baru kepada Prabowo.

Kini Prabowo dianggap sebagai tokoh yang rileks saja, yang penuh humor. Bahkan menanggapi hal-hal yang negatif keras sekali kepadanya, respon Prabowo menenangkan.

"Mengapa terjadi perubahan citra itu? Ujar Prabowo dengan jenaka, ia dua kali sudah dikalahkan di pemilu presiden. Karena itu ia mengubah penampilannya menjadi lebih rileks. Semua ia anggap keluarga dan teman," katanya.

Kedua, gemoy sebagai sebuah kata baru sangat populer di kalangan milenial. Ini memang bahasa anak- anak muda. Di mana akhir-akhir ini memang ada beberapa kata baru yang menjadi kata pergaulan dan gemoy salah satunya.

Terutama di kalangan pemain TikTok atau TikTokers, kata gemoy diucapkan untuk mereka yang dianggap menggemaskan, lucu. Kata yang diberikan kepada orang-orang yang mereka suka, yang disayangi.

Ketiga, kata gemoy ini juga membangkitkan kreativitas bertutur. Di mana sekarang banyak ucapan yang menyertai kata gemoy itu.

Kemana pun Prabowo pergi, relawan dan publik yang hadir meneriakkan kata gemoy dengan berbagai redaksi yang berbeda. Salah satu yang populer sekarang ini adalah 'apakah boleh presiden segemoy ini?'

Menurut Denny, kata gemoy menjadi branding baru yang organik dan viral.

"Jelaslah ini menguntungkan Prabowo jika ia tetap menampilkan citranya yang segemoy itu, yang rileks saja, yang humoris, yang akrab, menganggap semua kawan dan keluarga," imbuh dia.

Baca Juga: Memilih Prabowo karena Alasan Gemoy? Pikiran Aneh dan Enggak Jelas

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI