Pro dan Kontra Gibran Rakabuming Raka jadi Cawapres di Pemilu 2024, Bagaimana Pandangan Kaum Muda, Yakin Banyak Dipilih?

Jum'at, 24 November 2023 | 17:00 WIB
Pro dan Kontra Gibran Rakabuming Raka jadi Cawapres di Pemilu 2024, Bagaimana Pandangan Kaum Muda, Yakin Banyak Dipilih?
Capres Prabowo Subianto dan cawapres Gibran Rakabuming Raka saat menghadiri acara Mata Najwa. [Dok. Tiim Gerindra]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Karena dia bisa dikatakan moody pilihannya dan bisa berubah-ubah. Sehingga kalau dari sisi survey ada yang bilang hasil survey memenangkan pasangan siapa gitu nomor berapa, ya jangan gembira dulu. Karena itu kan bisa berubah dan akan bisa turun, bahkan sebaliknya," terang dia.

Maka dari itu, hadirnya Gibran sendiri bukan berarti langsung menarik kaum muda untuk langsung menjatuhkan pilihannya kepada Wali Kota Solo jika nantinya mulai dilakukan pemungutan suara pada 14 Februari 2024.

"Saya kira, sekarang tidak sesederhana itu. Memang untuk awal-awal ini, iya memang punya. Tapi menjelang periode kampanye nanti dan sudah berjalan, saya kira ketika mereka sudah masuk ke isu-isu pemilu, itu bisa ke mana-mana," terang Mada.

Menyusul usia yang disorot mampu menjadi faktor pemilih muda dalam menentukan paslon, tidak melulu harus dari paslon muda. Ia mencontohkan seperti Prabowo Subianto yang sejak awal tahun sudah menarik generasi milenial dan generasi Z.

Terkait politik dinasti yang berkembang di masyarakat saat ini, Mada mengatakan bahwa isu tersebut masih menjadi perdebatan. Bukan tanpa alasan, di Indonesia sendiri kerap ditemukan politik dinasti dari level desa sekalipun.

"Mungkin dari sisi politik dinasti memang itu sangat debatable juga sebenarnya. Karena fenomena politik dinasti ini kan tidak hanya terjadi di situ, terjadi di semua tempat di hampir semua tingkatan dari desa bahkan sampai nasional," katanya.

Kendati begitu, jika mengacu pada isu abuse of power yang terjadi di Mahkamah Konstitusi (MK) hingga Gibran menjadi cawapres Prabowo dalam Pemilu 2024 nanti, akan terjadi persepsi yang berbeda-beda.

Mada meyakini bahwa anak muda saat ini bisa lebih terbuka ketika menentukan pilihannya pada Pemilu 2024 mendatang, meski salah satu paslon teseret dalam politik dinasti.

Pondasi dasar nilai-nilai ketatakramaan masih ada dalam diri kaum muda, seperti tidak menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan, tidak membohongi orang lain hingga tidak menyelewengkan kekuasaan dalam melakukan korupsi. Hal itu bisa menjadi dasar anak muda ketika melihat para paslon yang akan bertarung di panggung politik nanti hingga menentukan pilihan mereka.

Baca Juga: Rekam Jejak Dokter Tifa yang Bertubi-tubi Serang Ijazah Gibran

"Itu juga tergantung dari elitenya, dari paslonnya. Kalau paslon itu dirasakan oleh mereka tidak menerobos nilai-nilai mendasar tadi ya, menghalalkan segala cara, membohongi orang lain, melakukan penyalahgunaan kewenangan, nah saya kira kalau isu yang akan diangkat, itu akan mendapat persepsi yang bisa jadi sangat berbeda dengan isu politik dinasti," kata dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI