"No problem. Setiap kontestan Pilpres boleh bikin siasatnya masing-masing," terangnya.
Reza juga tidak khawatir dengan kesehatan Prabowo yang kini berusia 72 tahun.
Namun, ia justru merisaukan kalau Prabowo terus menerus menggunakan 'senjata' berjoget bahkan disaat waktu yang tak tepat.
Kedua tokoh itu, kata Reza, meski sama-sama senang joget, Trump dan Yeltsin hanya melakukannya ketika ada musik dilantukan.
Sementara, Prabowo terlalu sering berjoget sebagai strategi brandingnya.
"Prabowo joget terlalu sering. Tanpa musik pula dan seperti tak kenal situasi. Saat ditanya hal serius, tanpa jawaban tuntas, Prabowo justru "menggenapi" jawabannya dengan berjoget," terangnya.
Menurutnya, joget Prabowo itu selain menjadi bentuk kompensasi, juga sebagai pengalihan perhatian audiens karena adanya penurunan kemampuan mantan Danjen Kopassus tersebut berpikir strategis serta tuntas di level tertinggi pejabat negara.
Lebih lanjut, ia menilai, jogetnya Prabowo bisa berpotensi menjadi senjata makan tuan.
"Sudah hampir dua jam debat berlangsung. Executive functioning Prabowo tertakar, dan saya berempati pada beliau," ujarnya. [ANTARA]
Baca Juga: Anies Perkenalkan Program Bansos Plus Saat Kampanye di Kawasan Kumuh Pekanbaru, Apa Itu?