Suara.com - Makan malam antara calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto, dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Menteng, Jakarta, pada Jumat (5/1/2023) direspon sinis oleh kandidat calon presiden dan calon wakil presiden lainnya dalam Pilpres 2024
Meskipun tidak menganggapnya sebagai masalah, calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo, menginterpretasikan acara makan malam tersebut sebagai tindakan yang menunjukkan keberpihakan.
"Menurut saya, itu sudah menunjukkan sikap yang berpihak, tapi saya tidak ambil pusing. Saya rasa itu sudah jelas berpihak," ujar Ganjar di Jakarta Timur pada Sabtu (6/1/2023) kemarin.
Menurut Ganjar, lebih baik jika Jokowi secara jelas menyatakan sikap keberpihakannya. Baginya, hal yang paling penting adalah menghindari penyalahgunaan wewenang dan kekuasaan.
Sementara itu, calon wakil presiden nomor urut 1, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, awalnya menganggap acara tersebut sebagai makan malam biasa.
Selanjutnya, ia memberikan pesan agar Jokowi menjaga netralitasnya menjelang akhir masa jabatannya.
Sementara, cawapres dari Anies Baswedan juga berharap agar Jokowi tetap netral jelang akhir jabatannya.
"Kita diwajibkan untuk melawan kecurangan, mengawasi kecurangan, dan saya berharap Pak Jokowi, dalam mengakhiri jabatannya, sungguh-sungguh menjaga netralitas," ujar Cak Imin saat berziarah ke Makam Sunan Ampel, Surabaya, Sabtu (6/1/2023) malam.
![Capres nomor urut 2, Prabowo Subianto. [Ist]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2024/01/07/53729-prabowo-subianto.jpg)
Ia berpendapat bahwa jika presiden dan stafnya tidak bersikap netral, maka akan mengancam legitimasi Pemilu dan kontinuitas demokrasi.
Baca Juga: Absen Hadiri HUT PDIP, Sinyal Kuat Jokowi Lebih Condong Dukung Prabowo?
Selain itu, biaya yang dikeluarkan sebesar Rp71,3 triliun untuk penyelenggaraan Pemilu dan Pilpres 2024 bisa menjadi sia-sia.