Menurut dia, selain karena alasan administratif, ada juga kemungkinan para pemilih pemula masih beranggapan siapapun pemimpin terpilih, tak akan mengubah nasib mereka, khususnya untuk urusan pekerjaan.
Kendati begitu, dia berpendapat kampanye dan debat Capres-Cawapres yang digelar beberapa waktu lalu mampu meyakinkan para pemilih termasuk pemula untuk menentukan pilihan mereka, atau setidaknya menjadi bahan referensi mereka.
Sebut Film Dirty Vote Sebar Fitnah, JK Tantang TKN Prabowo-Gibran: Tunjukkan, Semua Ada Datanya!
Kampanye Akbar JIS vs GBK dari Penanganan Sampah, Mana yang Lebih Baik?
"Harusnya setelah menonton debat, penyampaian visi dan misi, setelah kampanye, setelah minggu tenang, setelah penyampaian program, ceruk gen Z atau milenial ini sudah punya preferensi pilihan yang cukup memadai dan membuat mereka semakin mantap memilih," kata dia.
Tingkatkan Partisipasi
KPU sepanjang tahapan pemilu berupaya meningkatkan partisipasi masyarakat khususnya pemilih pemula antara lain melalui kegiatan sosialisasi dan pendidikan seperti "KPU Goes to Campus, School dan Pesantren".
Kegiatan ini diadakan di 9 provinsi yang berdasarkan data partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 masuk dalam kategori rendah, yakni Maluku, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, DKI Jakarta, Sumatera Barat dan Sumatera Utara.
Baca Juga: Ngaku Belum Tonton Film Dirty Vote, Zulhas: Zaman Begini Mana Bisa Curang?
Guna menarik pemilih muda, kegiatan ini dikemas dengan format "talkshow" menghadirkan narasumber anggota KPU, akademisi dari universitas dan pemengaruh muda serta dipandu oleh presenter lokal terbaik.