"Pasti ada nanti pendukung fanatik Anies yang tidak menggunakan hak suaranya. Tapi saya rasa tidak akan sampai sebesar itu tingkat masyarakat yang tidak menggunakan hak suaranya," katanya kepada Suara.com, dihubungi Rabu (28/8/2024).
Perkiraan tersebut disampaikan Fachry, lantaran saat ini pertarungan figur atau personal menjadi perhatian bagi pendukung atau warga yang akan menentukan hak pilihnya.
"Pilkada itu pertarungan figur atau personalitas, tentu bisa jadi magnet untuk para pendukung Anies pindah haluan," katanya.
Apabila merujuk pada hasil survei Litbang Kompas pada Juni 2024, ada tiga nama populer yang elektabilitasnya menempati posisi atas, yakni Anies Baswedan, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dan Ridwan Kamil.
Anies menjadi yang teratas dengan 29,8 persen, kemudian disusul Ahok 20 persen dan Ridwan Kamil 8,5 persen. Sedangkan prosentase responden yang masih belum menjawab atau tidak tahu berada di angka 30 persen.
Lebih jauh, masih berdasarkan survei tersebut, potensi dukungan untuk Anies dalam pilkada kali ini cukup signifikan. Lantaran, Anies juga ditopang barisan pemilih yang loyal atau strong voters.
Bahkan apabila Pilkada Jakarta dilakukan pada waktu survei dilaksanakan, diperkirakan 39 persen pemilih menyatakan niatnya memilih Anies.
Beranjak dari survei dan juga hasil Pilkada Jakarta pada Tahun 2012 dan 2017, Pengamat Politik dari The Indonesian Institute Arfianto Purbolaksono mengemukakan bahwa angka golput akan meningkat dibandingkan dari tahun 2017.
![Pasangan Bakal Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta, Ridwan Kamil (kiri) dan Suswono (kanan) usai melakukan pendaftaran di Kantor KPUD Jakarta, Rabu (28/8/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2024/08/28/16635-ridwan-kamil-suswono-rk-suswono-pilkada-2024.jpg)
Kelelahan dan Kejenuhan
Baca Juga: Hasil Tes Kesehatan Diumumkan Besok, Pram-Rano Bakal Lolos Persyaratan Pilkada Jakarta?
Ia melihat ada dua faktor yang menjadi penyebab utamanya, yakni kelelahan pemilih dalam konteks kontestasi politik.