Ngopi di tengah pasar? Upss, informasi ini sungguh menggelitik rasa ingin tahu saya. Apalagi jika 'kafe' ini berada di Pasar santa yang kini sedang hip di kalangan kaum muda Jakarta.
Namun tiga kali ke sana, kedai kopi yang disebut-sebut sebagai embrio tumbuhnya Pasar Santa menjadi tempat pelesiran kaum muda Jakarta ini tutup! Di akun media sosialnya, memang dicantumkan kata 'tentatif' untuk jadwal buka.
Dan baru pada Sabtu (6/12/2014) petang lalu saya beruntung bisa merasakan keunikan ABCD Coffee yang sejatinya adalah sekolah bagi para calon barista ini yang berjuluk ABCD School of Coffee. ABCD, diambil dari singkatan A Bunch of Caffeine Dealer.
Kafe ini merupakan tempat para calon barista meracik kopi, dan kopi hasil racikan merekalah yang disajikan kepada para pembeli yang datang. Itu sebabnya, di antara para pelanggan tempat ini lebih dikenal dengan kafe ABCD.
Uniknya, pihak ABCD tidak mematok harga setiap cangkir kopi yang dijualnya. Urusan ini diserahkan kepada penilaian atau apresiasi apresiasi para pelanggan. Satu lagi, pelanggan juga tidak bisa memilih kopi yang akan diminumnya. Jadi apapun yang disedu pihak ABCD, itulah yang tersedia.
Dan pihak ABCD juga tidak menyediakan makanan pendamping, layaknya sebuah kafe. Tapi jangan khawatir, karena di Pasar Santa ada banyak kios yang menjual beragam makanan, baik hidangan utama, mie atau hanya camilan.
Dan ketika saya menyambangi ABCD Coffee yang menempati dua kios di Lantai 1 Pasar Santa ini, kebetulan adalah harinya cappuccino. "No need to order, just grab your coffee and enjoy this milk day". Begitu isi pengumuman yang terpasang di depan bar. Di sampingnya sebuah kaleng berwarna merah tempat para pengunjung menyerahkan lembar rupiah sebagai tanda apresiasinya.
Antrean panjang tampak di depan ABCD. Di 'dapur' tiga barista, masing-masing Oka, Sisil dan Ode tampak sibuk meracik kopi. Sayang saya tak bisa menemui Hendri Kurniawan yang menggagas kafe ini.
Saya hanya bisa menyaksikan kesibukan yang terpapar di depan mata saya. Ketika setiap cangkir kopi yang tersedia langsung berpindah tangan ke tangan para pelanggan yang dengan sabar mengantri. Di bangku yang tersedia, beberapa orang tampak sedang menikmati kopi racikan Oka dan kawan-kawan.
Di antara antrean itu, saya berbincang dengan Dini yang mengaku sengaja datang jauh-jauh dari Daan Mogot untuk merasakan sensani ngopi di pasar bersama ABCD Coffee. Ia mengaku penasaran dengan konsep unik yang diusung 'kafe' yang dibangun oleh Hendri Kurniawan ini.
"Kebayar capeknya jauh-jauh ke sini," ujarnya sambil menyesap cappuccino racikan Oka dan kawan-kawan. Dini menambahkan, tak hanya ABCD Cafe ia juga terkesan dengan suasana di Pasar Santa yang sore itu padat oleh pengunjung.
Hal yang sama diungkapkan Dea, yang datang jauh-jauh dari Bekasi, Jawa Barat.
"Keren, nggak kalah dengan kafe gedongan," ujarnya singkat tentang kedai kopi ini. Ketika ditanya berapa harga yang layak untuk secangkir cappuccino yang disediakan di ABCD Cafe, mantap ia menyebut Rp20 ribu.
Ya ABCD Coffee telah berhasil membangun komunitas tersendiri. Di ABCD orang belajar ABC kopi melalui berbagai cara. Seperti yang dikatakan Hendri Kurniawan dalam situsnya, #ngopidipasar adalah tentang berbagi dan penghargaan.
"Kami ingin memberikan kesempatan pada para pecinta kopi sejati untuk mencoba biji kopi yang sangat baik yang biasanya tidak tersedia di toko-toko kopi di kota. Kami ingin menceritakan kisah-kisah biji kopi. Kami ingin berbagi cerita tentang Gesha, El Injerto, atau bahkan tentang Robusta." tulisnya.
Hendri juga menyebut, kopi menyatukan orang-orang, tetapi bisnis kopi sering memisahkan mereka. Itu sebabnya ia ingin ABCD sebagai tempat bermain yang nyaman. Dan bukan tempat dengan jadwal operasi yang ketat. Itulah kisah ABCD Coffee.