”Di Tanjungpinang, kebetulan tidak ada pelabuhan untuk melayani kapal layar. Di sana juga tidak ada pelabuhan dengan fasilitas kemudahan seperti Batam dan Bintan,” tuturnya.
Batam, lanjut Rudi, sudah menyiapkan sejumlah atraksi budaya yang dipusatkan di Nongsa. Kawasan itu dipilih karena dekat dengan pelabuhan khusus kapal-kapal layar tersebut.
”Intinya, mereka akan dibuat terkesan selama di Batam,” ujarnya.
Kadis Pariwisata Kepri, Guntur Sakti, mengatakan, Kepri menjadi tuan rumah Sail Karimata bersama Jambi, Bangka Belitung, dan Kalbar.
”Acara pokok di Kepri adalah Festival Bahari Kepri, yang dipusatkan di Tanjungpinang. Akan ada karnaval, balap perahu naga, dan panggung seniman,” ujarnya.
Kementerian Pariwisata menargetkan 15.000 pelancong domestik dan asing menghadiri Sail Indonesia 2016.
Kepri dinilai sudah memiliki beberapa modal untuk menjadi gerbang pariwisata bahari. Posisi geografisnya berdekatan dengan rute pelayaran internasional, Selat Malaka dan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) I.
ALKI I merupakan alur dalam laut teritorial Indonesia yang bisa dipakai kapal asing, termasuk perahu layar dan yacht untuk keperluan damai.
Menurut Wali Kota Tanjungpinang, Lis Darmansyah, wilayah ini bersiap menjadi tuan rumah Sail Karimata. Kegiatannya dipusatkan di tepi laut, yang dekat dengan Pelabuhan Sri Bintan Pura, pelabuhan utama Tanjungpinang.
”Kami terus menata kawasan ini, agar menjadi lokasi yang layak untuk puncak Sail Karimata. Berbagai acara akan digelar. Tanjungpinang harus menunjukkan mampu jadi tuan rumah,” tuturnya.