Suara.com - Seni menulis indah lebih sering dikaitkan dengan kaligrafi yang identik dengan tulisan Arab.
Padahal, kata 'kaligrafi' sendiri diserap dari bahasa Yunani yaitu kallos atau indah dan graphe yang berarti menulis.
"Kalangan awam lebih mengenal kaligrafi tentang menulis tulisan Arab. Saat ditelaah, ternyata ini seni yang sangat luas," kata salah satu anggota komunitas seni menulis indah di Bogor, Syafiq, saat ditemui Suara.com beberapa waktu lalu.
Syafiq adalah anggota dari komunitas Batu Tulis Bogor, sebuah komunitas kecil yang menjadi wadah bagi jagoan menulis indah di kota penyangga DKI Jakarta tersebut.
Kata Syafiq, ada dua jenis menulis indah yang paling umum. Pertama adalah hand lettering dan kedua adalah kaligrafi itu sendiri. "Hand lettering itu ada proses menggambarnya, sementara kaligrafi ditulis langsung dengan brush pen (pena kuas)."
Pada 2013 lalu, seni menulis indah sempat booming dan banyak digemari oleh berbagai kalangan masyarakat. Hal itu terlihat dari banyaknya unggahan serta gerakan masif dengan tagar
#nationalhandwritingday di platform berbagi gambar dan video, Instagram.
Di Indonesia, puluhan komunitas menulis indah dikepalai oleh dua kapal besar yaitu Komunitas Belajar Menulis atau Belmenid, dan Kaligrafina.
Itu juga menjadi cikal bakal lahirnya komunitas-komunitas kecil penggiat menulis indah di kota-kota di seluruh Indonesia, salah satunya area Bogor Raya.
Baca Juga: Prabowo Dirumorkan Jadi Cawapres Jokowi, Gerindra Tersinggung
"Komunitas Batu Tulis Bogor baru mulai terbentuk tahun 2014. Tapi kita mulai buat acara Pen Meetup dari November 2013 di Bogor Junction. Saat itu ada 25 orang yang muncul dan kita belum punya nama," kata anggota Batu Tulis Bogor lainnya, Suryadi.
Nama Batu Tulis, kata Suryadi, diambil dari situs bersejarah Kota Bogor yaitu Situs Batutulis yang ada di Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Jawa Barat.
Dari situ, tercetus nama komunitas yang menggambarkan identitas warga Pajajaran tersebut.
Jangan dikira komunitas ini hanya kumpul sambil mencoret-coret kertas saja. Meski pada awalnya terlihat seperti itu, tapi mereka benar-benar telah menciptakan karya.
Syafiq misalnya, ia telah menciptakan font miliknya sendiri bernama Wildlast yang ia jual di situs creativemarket.com seharga 15 US Dollar atau sekira 200 ribu rupiah.
"Dari hobi ini ada yang sengaja keluar dari kerjaan dan menekuni hobi lalu menghasilkan. Penghasilannya sudah bukan rupiah lagi, tapi dolar," tambah Syafiq.
Medium menulis indah juga beragam. Bukan hanya kertas, tembok, bahkan kayu juga bisa jadi incaran. Meski begitu, bukan berarti semua yang jago menulis indah di kertas mampu mengukirnya di media lain.
Tapi seniman sejati, tentu saja, selalu didorong rasa penasaran untuk mencoba hal baru.
Kata Syafiq, menulis indah juga dapat melatih sensitivitas seseorang. "Ini presisi sekali. Kalau salah akan mengulang lagi dan kita harus benar-benar konsentrasi."
Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat hendak menulis indah adalah, pertama, posisi kertas harus lurus, badan tegak dan kedua kaki menapak.
Kedua, tumpuan tangan saat menulis harus siku atau bahu, bukan pergelangan tangan.
Ketiga, bernafas secara normal kecuali bagi mereka yang memiliki masalah tremor atau gerakan yang tidak terkontrol. "Harus pandai-pandai menahan nafas," tambah Syafiq.
Satu yang perlu diingat, seniman menulis indah tak selalu memiliki tulisan sehari-hari yang indah juga, lho. Itu diakui baik oleh Syafiq maupun Suryadi.
Katanya, menulis indah memerlukan waktu jadi tak mungkin menulis indah saat waktu tengah diburu-buru.
Bagi pemula, beberapa perkakas menulis indah dasar yang bisa digunakan diantaranya adalah brush kaligrafi yang dijual mulai dari harga 15 ribu rupiah atau sekadar menggunakan pensil, penghapus, dan kertas.
Dan bila tertarik lebih lanjut untuk menggeluti hobi ini, kamu bisa bergabung dengan komunitas menulis indah Batu Tulis Bogor dan ikuti akun sosial media Instagram mereka di @batutulisbogor.