Pemerintah dan BI Siapkan 9 Cara Dorong Pariwisata Genjot Devisa

Ade Indra Kusuma Suara.Com
Jum'at, 31 Agustus 2018 | 09:00 WIB
Pemerintah dan BI Siapkan 9 Cara Dorong Pariwisata Genjot Devisa
Rakorposda dorong 9 kebijakan baru [Kemenpar]

Suara.com - Pemerintah terus berupaya untuk mendongkrak devisa. Caranya, dengan mendorong pengembangan destinasi pariwisata prioritas. Hal tersebut terungkap dalam Rapat Koordinasi Pusat dan Daerah (Rakorpusda) Bank Indonesia bersama seluruh stakeholder pemerintah yang digelar di Hotel Royal Ambarrukmo, Yogyakarta, 27-30 Agustus 2018.

Pada kesempatan itu, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menegaskan, pariwisata adalah pilihan tepat untuk memperkuat ekonomi Indonesia. Karena, pariwisata mampu meningkatkan cadangan devisa negara yang terus tergerus sejak Februari lalu. Selain itu, sektor pariwisata diyakini mampu menekan defisit neraca transaksi berjalan (Current Account Deficit) di Indonesia.

"Perlu adanya akselerasi dan sinergi kebijakan antara pemangku kebijakan. Karena, pariwisata penyumbang devisa ketiga terbesar, setelah kelapa sawit dan batu bara. Potensi ke depan sangat besar untuk menyumbang devisa. Dengan mendorong pariwisata bisa menurunkan defisit transaksi berjalan dan memperkuat ketahanan ekonomi ke depan," kata Perry Warjiyo dalam jumpa pers usai Rakorpusda, Rabu (29/8).

Untuk mendorong hal tersebut, Rakorpusda mengeluarkan sembilan strategi kebijakan yang akan diterapkan terhadap destinasi wisata prioritas. Seperti Danau Toba, Borobudur-Joglosemar, Mandalika, Labuan Bajo, Bali, Jakarta, Banyuwangi, Bromo. 

Sembilan strategi itu diantaranya adalah:

1. Pencapaian kinerja pariwisata melalui peningkatan aksesibilitas, keragaman atraksi, kualitas amenitas, didukung oleh penguatan promosi, dan peningkatan kapasitas pelaku pariwisata (3A2P).

2. Penguatan data dan informasi pariwisata melalui penetapan nomenklatur klasifikasi jenis usaha yang termasuk dalam bidang pariwisata.

3. Peningkatan akses pembiayaan bagi kegiatan usaha di sektor pariwisata melalui penetapan ketentuan umum penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR).

4. Penerapan intensifikasi layanan sistem pembayaran dan ekonomi digital serta ekosistemnya di semua destinasi wisata.

Baca Juga: Curhat Via Vallen, Dituduh Tak Perawan Gara-Gara Tubuh Berisi

5. Penguatan sinergi promosi destinasi pariwisata antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah dan Bank Indonesia.

6. Penguatan akses/konektivitas darat dan udara menuju destinasi wisata.

7. Pengembangan atraksi yang terintegrasi di destinasi wisata, antara lain paket wisata Borobudur-Joglosemar, dan paket wisata Bali-Banyuwangi.

8. Peningkatan amenitas di destinasi wisata, melalui percepatan penyelesaian penataan area Kampung Ujung di Labuan Bajo. Percepatan penyelesaian proses sertifikasi lahan untuk pembangunan fasilitas pendukung di sekitar Danau Toba. Selanjutnya peningkatan manajemen penanganan sampah dan limbah, serta penyediaan fasilitas air bersih pada wilayah-wilayah destinasi wisata.

9. Peningkatan kualitas SDM dan usaha pariwisata melalui pendidikan vokasi kepada pekerja di sektor pariwisata.

"Ditargetkan pada tahun 2019 jumlah wisman 20 juta orang dengan devisa 17,6 miliar US dolar, naik dibandingkan tahun sebelumnya sekitar 14 miliar US dolar," terang Perry.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI