Viral Pernyataan Hubungan Beracun Bisa Naikan Derajat, Ini Kata Psikiater

Kamis, 06 Agustus 2020 | 12:51 WIB
Viral Pernyataan Hubungan Beracun Bisa Naikan Derajat, Ini Kata Psikiater
Ilustrasi korban kekerasan seksual, kdrt. (Shutterstock)

Suara.com - Pertengkaran yang terjadi dalam hubungan pernikahan adalah hal yang wajar. Namun, jika salah satu pasangan sudah berlaku kasar, tempramen atau bahkan berselingkuh, mungkin ini pertanda bahwa ada 'racun' dalam hubungan yang membuat kita tak lagi bahagia.

Sayangnya, banyak orang yang bertahan dalam hubungan pernikahan tersebut dengan berbagai alasan.

Salah satunya seperti sebuah cuitan yang diunggah oleh psikiater Andreas Kurniawan di akun Twitter miliknya. 

"Jodohmu orang yang salah, kasar, tempramen, pencemburuan dan tukang selingkuh? Tidak, dia dihadirkan Allah untuk menaikan derajatmu dan menghapus dosa-dosamu ketika kamu bersabar terhadapnya," tulis unggahan tersebut, yang tidak diketahui siapa yang menuliskannya. 

Atas pernyataan tersebut, Andreas mencoba menyanggahnya dan mengungkap efek yang begitu besar saat seseorang memilih bertahan pada hubungan beracun seperti itu. 

Ia mengatakan cukup sering bertemu dengan 'korban' yang mengalami hal tersebut di ruang terapinya. Menurutnya, pernyataan di atas sangat tidak berempati.

"Sekeluarga bisa mengalami masalah mental emosional karena satu sosok bermasalah dalam keluarga. Dan tidak berhenti di situ," cuitnya pada Kamis (6/8/2020).

Ia melanjutkan, pasangan yang menjadi korban, bisa melanjutkan rasa sakit itu ke orang lain. Bahkan, anak-anak dari hubungan 'beracun' bisa menjadi takut untuk berkeluarga karena tidak memiliki gambaran membangun keluarga yang baik.

Adapula yang terus menyalahkan dirinya sendiri, menyesali kehidupan.  "Masa kita masih menunjuk Tuhan atas kesalahan manusia?," cuitnya lagi. 

Baca Juga: Beredar Foto Tumpukan Amonium Nitrat di Pelabuhan Beirut Sebelum Ledakan

"Rekan saya @jiemiardian pernah bilang "memaafkan itu penting, tapi menjadi bijaksana juga penting," lanjutnya.

Ia pun mengatakan, jika mungkin ada kesalahan yang dilakukan pasangan, kita bisa belajar memaafkan. Namun, kalau sudah mejadi pola, mungkin perlu lebih dari maaf semata.

 Andreas menambahkan, dalam proses terapi, kita bisa mencari tahu mengapa pelaku melakukan hal tersebut (kasar, pencemburu atau selingkuh) dan mencoba memperbaikinya. 

Terkadang, kata dia, penyebabnya datang karena dia belajar dari keluarga atau pasangan sebelumnya. Tapi, dia yang sebaiknya sadar dan mau untuk melakukan perubahan. 

"Sayangnya, orang yang paling perlu datang ke terapi justru tidak mau datang. Yang datang adalah keluarganya yang jadi korban. Biasanya saya bilang ke mereka "tak apa, kita datang ke terapi karena ada orang yang tidak mau datang ke terapi," ungkapnya lagi. 

Utas yang sampai saat ini telah mendapat lebih dari 989 likes dan 730 retweet ini pun ramai ditanggapi oleh warganet lain.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI