Di Rumah Sakit Ini, Perempuan Bisa Melakukan Persalinan Rahasia

Vania Rossa Suara.Com
Selasa, 12 Januari 2021 | 08:40 WIB
Di Rumah Sakit Ini, Perempuan Bisa Melakukan Persalinan Rahasia
Ilustrasi persalinan rahasia. [Pexels/Rene Asmussen]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Meskipun mendapat tentangan dari pihak berwenang dan juga sikap apatis di masyarakat, seorang presiden rumah sakit di barat daya Jepang terus memperjuangkan hak perempuan dengan kehamilan yang tidak diinginkan untuk diizinkan melahirkan secara anonim.

Rumah Sakit Jikei di Kumamoto, Jepang, menjadi rumah sakit pertama di Jepang yang menawarkan apa yang disebut persalinan rahasia. Artinya, rumah sakit ini mengizinkan perempuan dengan kehamilan yang tak diinginkan untuk dapat melakukan persalinan secara rahasia alias anonim.

Meski tidak dijelaskan apakah sistem seperti itu diizinkan secara hukum di Jepang, rumah sakit ini bukanlah yang benar-benar pertama kali melakukannya. Sebelumnya, tahun 2007, sebuah rumah sakit pernah menguji batasan seputar cara membantu perempuan dengan kehamilan yang tidak diinginkan.

Meskipun ada kewaspadaan mengenai persalinan rahasia, Takeshi Hasuda, obstetrician sekaligus Presiden Direktur RS Jikei, berniat untuk melanjutkan sistem tersebut.

Hasuda memutuskan untuk memperkenalkan persalinan rahasia setelah menghadapi kritik bahwa kehamilan tak diinginkan dapat meningkatkan jumlah kelahiran di rumah yang berbahaya. Para perempuan memilih melahirkan di rumah dan menghindari rumah sakit untuk menjaga kehamilan mereka tetap tidak diketahui.

Dilansir dari laman Mainichi, di Jerman, sistem persalinan rahasia ini secara resmi diperkenalkan pada tahun 2014 ini, untuk membantu perempuan yang tidak mampu atau tidak mau membesarkan bayinya karena situasi kehidupan yang sulit, termasuk kemiskinan dan kehamilan melalui pemerkosaan, dan untuk menyelamatkan bayi mereka yang baru lahir.

Di bawah sistem ini di Jerman, perempuan a hamil dapat melahirkan secara anonim di rumah sakit setelah mengungkapkan identitas mereka hanya kepada konselor kehamilan di luar rumah sakit. Dan anak-anak diperbolehkan mengetahui identitas ibu mereka setelah mereka berusia 16 tahun.

Hasuda berencana mengizinkan perempuan hamil untuk melahirkan anaknya secara anonim setelah memberitahukan identitas mereka hanya kepada konselor kehamilan yang bekerja di rumah sakitnya. Kelahiran tersebut kemudian akan dilaporkan ke pemerintah kota Kumamoto tanpa memberikan identitas orang tua.

Namun, pemerintah kota meragukan apakah pendaftaran anak dengan ibu tanpa nama dapat diterima secara hukum karena kurangnya preseden dan undang-undang terkait.

Baca Juga: Sekeluarga Pilih Tinggal di Rumah Sakit, Alasannya Bikin Geleng Kepala

Kontroversi pun segera terjadi dengan Perdana Menteri Shinzo Abe dari Partai Demokrat Liberal yang konservatif, mengatakan dia "bertanya-tanya apakah pantas untuk mengatur sesuatu di mana bayi dapat ditinggalkan tanpa nama."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI