5 Ciri Orang Bebas Finansial, Apakah Kamu Salah Satunya?

Vania Rossa Suara.Com
Senin, 20 September 2021 | 17:56 WIB
5 Ciri Orang Bebas Finansial, Apakah Kamu Salah Satunya?
Ilustrasi bebas finansial. (shutterstock)

Suara.com - Jadi orang yang bebas finansial tentu cita-cita kita semua. Meski bebas finansial bukan berarti hidup kaya raya dan punya banyak uang, tapi dapat membuat hidup jadi lebih tenteram dan bahagia. Apakah kamu termasuk ke dalam golongan orang yang sudah bebas finansial?

Mengutip pernyataan Robert Kiyosaki, seorang investor, usahawan, penulis dan motivator, merdeka finansial itu lebih dari sekedar memiliki uang, tetapi juga mampu dalam mengelola penghasilan, mengelola belanja, hingga mengelola aset dan utang.

Tentu saja, definisi bebas finansial setiap orang berbeda-beda, tergantung dengan kecukupan hidup masing-masing. Tapi setidaknya, seperti dikutip dari laman OJK, ada 5 ciri yang menandakan kalau kamu sudah berhasil mencapai kebebasan finansial. Apa saja?

1. Kamu tidak mencemaskan masa depan karena punya investasi
Investasi menjadi salah satu cara untuk mencapai kebebasan finansial. Investasi bisa dilakukan dalam bentuk apapun, yang penting adalah investasi tersebut harus memberikan return di atas inflasi.

2. Tenang hadapi masa pensiun karena punya dana pensiun
Siapa yang tidak ingin aman di masa tua? Semua orang pasti mengingkan masa tua yang aman secara finansial. Itu sebabnya, mempersiapkan dana pensiun sebaiknya dilakukan sejak dini ketika masih dalam masa produktif.

Ada beberapa produk investasi yang bisa dipilih, seperti deposito, reksa dana, obligasi, emas, hingga saham.

3. Siap dengan dana pendidikan anak
Karena biaya pendidikan di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya, asuransi pendidikan akan membantu pendidikan anak di masa depan. Menjamin masa depan anak lewat ketersediaan dana pendidikan termasuk salah satu dari syarat menuju kebebasan finansial.

4. Punya dana darurat yang menjadi penyelamat
Dana darurat, seperti namanya, adalah dana yang bisa dipakai saat keadaan darurat. Kamu bisa menyisihkannya dengan menabung separuh dari gaji pokok setiap bulan. Dengan adanya tabungan ini, kamu tidak perlu lagi khawatir apabila mendadak membutuhkan dana besar.

5. Kesehatan dan jiwa terlindungi oleh asuransi
Hal utama yang wajib dimiliki orang bebas finansial adalah proteksi diri. Dan asuransi menjadi hal yang penting karena dapat membantu meminimalkan risiko yang mungkin terjadi di masa depan.

Asuransi kesehatan akan membantu kamu membayar biaya rumah sakit tanpa memberatkan keuangan, sedangkan asuransi jiwa membantu keluarga agar kebutuhan tetap tercukupi jika suatu saat terjadi kemungkinan terburuk.

Baca Juga: 5 Ide Bisnis Rumahan Modal Hanya Rp100 Ribu, Paling Mudah Untung

Sayangnya, poin terakhir ini berbanding terbalik dengan keadaan masyarakat di Indonesia. Asuransi masih menjadi salah satu hal yang terabaikan.

Literasi asuransi di Indonesia dinilai masih rendah, berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukan pada tahun 2019 literasi asuransi di Indonesia berada di angka 19,4%. Angka ini tergolong rendah apabila dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia, Thailand dan Singapura.

Padahal, menurut Karin Zulkarnaen, Chief Marketing Officer, Allianz Life Indonesia, dalam menjalani kehidupan, pasti selalu ada risiko yang akan kita hadapi, baik risiko finansial maupun risiko tak terduga lainnya. Dan saat risiko finansial terjadi, maka dapat mengganggu stabilitas keuangan.

"Asuransi menjadi penting karena bisa menjadi safety net utama kita. Karena asuransi bisa menjadi jaring pengaman utama kita ketika menghadapi risiko terjadinya kehilangan finansial dalam jumlah besar,” kata Karin, mengutip siaran pers yang diterima Suara.com.

Eko Endarto, perencana keuangan Finansia Consulting, mengatakan bahwa penetrasi asuransi yang masih kecil di Indonesia disebabkan oleh edukasi keuangan pribadi yang masih minim.

“Sejak kecil, di sekolah tidak ada pelajaran perencanaan keuangan pribadi selain menabung. Orangtua juga tidak mengajarkan hal tersebut. Kita hanya terbiasa memperhitungkan keuangan di perusahaan. Setelah besar, kita langsung berhadapan dengan banyak produk keuangan. Jadi, ini yang membuat susah penetrasi produk keuangan di masyarakat kita,” papar Eko.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI