Gejalanya Mirip Serangan Jantung, Apakah Benar Patah Hati Bisa Menyebabkan Kematian?

Arendya Nariswari Suara.Com
Selasa, 08 Maret 2022 | 15:26 WIB
Gejalanya Mirip Serangan Jantung, Apakah Benar Patah Hati Bisa Menyebabkan Kematian?
Ilustrasi Patah Hati (unsplash.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Memang sekilas terdengar aneh, namun National Heart, Lung and Blood Institute membenarnya adanya kemungkinan seseorang meninggal akibat patah hati.

Kardiomiopati takotsubo sebagai istilah medis dari sindrom patah hati ini bahkan disebut sebagai ancaman serius yang muncul disebabkan hal-hal sedih lainnya.

Bukan hanya patah hati, seseorang yang kehilangan orang tercinta, ingatan traumatis dapat mengalami sindrom patah hati.

Lalu apa saja yang perlu dipahami terkait sindrom patah hati ini? Untuk selengkapnya, berikut kami rangkum dari laman Hops.id---Jaringan Suara.com untuk Anda.

Sindrom patah hati disebut dapat memicu hormon stres

Ada dampak dari hal-hal yang meninggalkan perasaan traumatis. Karena hal-hal traumatis tersebut menyebabkan meningkatnya hormon stres secara drastis.

Hormon stres yang terlalu tinggi dapat mengganggu kinerja pemompaan di bagian jantung, yang berakibat pada gagal otot jantung dalam jangka pendek. Beberapa kondisi ini dapat diobati, tetapi juga bisa berakibat fatal.

Sindrom patah hati tidak muncul begitu saja atau secara tiba-tiba. Biasanya akan mulai menunjukan gejala sekitar beberapa menit hingga beberapa jam sesaat setelah stres akibat hal traumatis yang terjadi.

Karena letak masalahnya mengganggu jantung, sindrom ini seringkali disalahpahami sebagai serangan jantung karena gejalanya mirip.

Baca Juga: Diduga Dibunuh, Fakta Kematian Artis Thailand Tangmo Nida Mulai Terungkap

Penderita sindrom ini akan mengalami nyeri dada, sesak nafas, serta perubahan elektrokardiogram (EKG) mirip sekali dengan penderita serangan jantung.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI