Mengenal 3 Tokoh Pendidikan Indonesia dan Pemikirannya yang Mencerdaskan Bangsa!

Jum'at, 29 April 2022 | 11:05 WIB
Mengenal 3 Tokoh Pendidikan Indonesia dan Pemikirannya yang Mencerdaskan Bangsa!
Ilustrasi pendidikan (Shutterstock/Cherries)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
Ilustrasi Rasuna Said. Perempuan asal Minangkabau ini merupakan Pahlawan Nasional Indonesia. [Dok. BBC]
Ilustrasi Rasuna Said. Perempuan asal Minangkabau ini merupakan Pahlawan Nasional Indonesia. [Dok. BBC]

Lahir 14 September 1910, di Maninjau, Sumatera Barat, Rasuna Said tumbuh jadi sosok cerdas, pemikiran luas, dan pendirian tangguh.

Tokoh perempuan ini punya peran penting saat perjuangan kemerdekaan, terutama di bidang pendidikan dan politik.

Dalam perjuangannya Rasuna Said mendirikan sekolah Thawalib, yang mengajar sebagai seorang perempuan yang memperjuangkan hak pendidikan perempuan.

Bersama dengan Soemantra Thawalib ia melahirkan PERMI (Persatuan Muslimin Indonesia), yang diantaranya ada sekolah kursus putri dan sekolah normal khusus, serta Rasuna Said jadi pemimpin sekolah-sekolah tersebut.

Rasuna yang memperjuangan hak pendidikan perempuan itu, pernah dipenjara oleh pemerintah kolonial Belanda karena pidatonya.

Sekedar informasi, Rasuna adalah perempuan Indonesia pertama yang dibui karena tuduhan ujaran kebencian. Ia dipenjara selama 1 tahun 2 bulan.

Rasuna Said punya pemikiran, bahwa perempuan harus ikut andil memikirkan gagasan kebangsaan, serta ikut andil dalam perjuangan kemerdekaan.

Menurutnya, Indonesia tidak akan pernah bisa merdeka jika perempuannya masih terbelakang. Kaum perempuan Indonesia wajib berpikiran maju, seperti kaum lelaki.

3. Ki Hajar Dewantara
Tokoh yang tidak asing dan dikenal sebagai bapak pendidikan Indonesia. Lahir 2 Mei 1889, keturunan bangsawan, sejak kecil sudah difokuskan untuk mengenyam pendidikan. Pertama kali ia bersekolah di Sekolah Dasar untuk anak-anak Eropa dan juga kaum bangsawan, yaitu ELS.

Baca Juga: Menteri Nadiem Makarim: Guru-guru Kita Dikekang Sistem Pendidikan Sehingga Tak Leluasa Berkreasi

Selanjutnya melanjutkan pendidikan di STOVIA, sekolah pendidikan dokter pribumi pada masa kolonial Belanda, yang dikenal sebagai Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI