3. Anggaran dan Perhitungan Iklan
Penentuan anggaran akan sangat tergantung dengan kondisi bisnis masing-masing. Walaupun tidak bisa digeneralisasi untuk semua industri, tetapi contoh ini bisa membantu untuk menetapkan anggaran iklan.
Misalnya, keuntungan bisnis 20%, maka anggaran marketing di angka 5-10% dari omzet bisnis masih dalam kategori aman. Contoh lainnya jika kamu hanya memiliki margin profit di angka 0.1-0.5%, tentu persentase tersebut tidak dapat diterapkan. Karena itu, sebagai pebisnis harus bisa menyesuaikan anggaran sesuai kemampuan. Tidak perlu kecil hati bila margin kecil, karena kini beriklan di media sosial pun bisa dimulai dengan hanya $1 saja.
4. Faktor Indikasi Keberhasilan Iklan
Jika tujuan beriklan adalah conversion, maka matrik yang harus diperhatikan adalah ROAS (return on ads spent), di mana pengukurannya bisa dilihat dari rasio CTR (click through rate). Menurut pengalaman Yosef, ROAS yang baik itu minimum 10x dari anggaran.
Contohnya:
Budget Iklan Rp 5,000,000. Profit Minimum 20%.
Omset yang harus didapatkan minimal adalah Rp 50,000,000.
Omzet 50 juta dengan asumsi profit 20%, maka total revenue yang didapatkan adalah 10 juta. Jika mengurangi total revenue dengan total cost (anggaran iklan), maka akan tetap untung 5 juta.
Intinya, profit yang didapatkan tidak boleh lebih kecil daripada biaya iklan yang dikeluarkan. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah kualitas konten serta pengaturan iklan yang baik.