Bukan Cuma Nilai Sempurna, Ini Poin Utama untuk Bisa Diterima di Universitas Ivy League Amerika Serikat

Rabu, 10 Agustus 2022 | 15:38 WIB
Bukan Cuma Nilai Sempurna, Ini Poin Utama untuk Bisa Diterima di Universitas Ivy League Amerika Serikat
Ilustrasi Kuliah di Luar Negeri.[Pixabay.com]

Suara.com - Bisa menempuh pendidikan di universitas terbaik dunia yang ada di luar negeri mungkin menjadi impian banyak orang. Sayangnya, perjuangan ini tidaklah mudah. Selain nilai yang tinggi, dibutuhkan strategi khusus untuk bisa diterima di universitas yang diinginkan.

Former Associate Director of Admissions di Stanford University, Daniel Chung, yang hadir secara virtual dalam Press Conference Crimson Education pada Rabu (10/8/2022) mengatakan, prestasi akademis tidak selalu cukup untuk membuat siswa diterima di universitas Ivy League di Amerika Serikat (AS).

"Setiap tahunnya, universitas-universitas unggulan di AS menerima puluhan ribu aplikasi, tetapi hanya sebagian kecil mahasiswa yang diterima. Saat menyeleksi, pihak universitas akan menilai calon mahasiswa secara holistik, sehingga kegiatannya di luar ruang kelas turut memberikan bobot yang besar," pungkas dia.

Sebagai contoh, lanjut dia, Stanford University menolak 69 persen calon mahasiswa dengan skor SAT sempurna dalam lima tahun terakhir.

Universitas-universitas unggulan di AS seperti Stanford ingin melihat mahasiswa yang dapat membawa pengaruh positif bagi budaya kampus dan menambah kekayaan sejarah alumninya.

Untuk menjadi mahasiswa di AS, seorang siswa setidaknya perlu memiliki tiga modal utama. Lantas apa saja tiga modal utama tersebut? Berikut daftarnya.

1. Hasil Akademik
Penilaian hasil akademik memiliki bobot sekitar 40 persen, yang terdiri dari nilai transkrip akademik, SAT/ACT, dan AP/IB/A-Levels/GPA.

Sayangnya, jika hanya memiliki nilai yang tinggi, peluang untuk diterima di universitas unggulan di AS, Stanford University, Harvard University, Massachusetts Institute of Technology (MIT) hingga University of California, Berkeley sangatlah kecil.

2. Kegiatan Ekstrakurikuler dan Kepemimpinan
Poin selanjutnya yang harus dimiliki calon mahasiswa adalah kegiatan ekstrakulikuler dan kepemimpinan denga bobot nilai 30 persen.

Baca Juga: Viral Bayi 5 Bulan Gantikan Ibu Wisuda di Kampus, Suasana Gedung Langsung Penuh Tangisan

Ini dikarenakan universitas-universitas unggulan di AS menginginkan calon mahasiswa yang memiliki minat, bakat, dan kemampuan yang berbeda-beda.

Dengan menjadi kuat dalam satu bidang dan menjadi salah satu yang terbaik dalam bidang tersebut, profil siswa akan terlihat menonjol di mata pihak universitas.

Sehingga, kata Vanya Sunanto, Country Manager Indonesia at Crimson Education, calon mahasiswa dari Indonesia mulai kini perlu memiliki setidaknya satu kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan minat dan bakatnya.

"Pilihlah yang tidak hanya skala sekolah saja, tapi juga luas. Misalnya, membuat activity atau event sendiri. Sehingga memiliki impact yang bagus untuk komunitasnya. Misalnya buat acara charity, suka matematika, mengajar pada anak-anak sekitar gratis," pungkasnya.

Ada banyak cara bagi siswa untuk berkontribusi dan membuat perbedaan di luar ranah akademis, misalnya melalui kegiatan olahraga, filantropi, kewirausahaan, kegiatan kreatif, atau kompetisi teknologi.

Idealnya, kegiatan yang siswa jalankan menunjukkan komitmennya pada bidang studi yang diminati dan mampu membawa manfaat/kontribusi bagi lingkungan sekitarnya.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI