"Kasus itu (kopi sianida) tidak diterapkan prinsip harus ada dua alat bukti sebelum seseorang dipidana, tapi lebih menonjol keyakinan hakim," ujar Hotman.
Hotman lantas membandingkan dengan Eropa dan Amerika bahwa di sana seseorang tidak mungkin divonis hukuman apabila bukti kasusnya masih ragu-ragu. Dia menyebut dalam penanganan kasus, tidak boleh ada keraguan sedikitpun.
"Dalam kasus Jessica, bukti tidak ada dan tidak telak. Saya tidak tahu ini kesalahan siapa, apakah tim pengacara atau siapa, saya nggak tahu. Tapi yang jelas, waktu ada saksi ahli didatangkan ke persidangan itu memberatkan Jessica," ungkap Hotman.
Hotman Paris ragu dengan saksi ahli yang ketika itu dihadirkan ke persidangan Jessica. Hal itu karena sang saksi mengetahui waktu peletakan racun ke kopi milik Mirna. "Itu saya protes keras karena tidak mungkin ahli dapat mengetahui jam berapa racun dimasukan kalau dia hanya sebagai ahli," ujar dia.
3. Djaja Surya Atmadja
Dalam film dokumenter itu, Djaja Surya Atmadja sebagai ahli Patologi Forensik sekaligus seorang dosen turut hadir memberikan penjelasan dalam kasus Jessica. Dia mengatakan bahwa sianida yang ditemukan jenazah Mirna hanya berjumlah 0,2 miligram per liter. Djaja mengatakan jumlah itu masih terbilang sangat kecil.
Bahkan sampel yang ditemukan dalam lambung Mirna itu tidak akan memiliki arti apapun dengan kata lain jumlah racun itu seharusnya tidak bisa membunuh korban. "Jumlah 0,2 mg di lambung tidak ada artinya. Sebenarnya yang harus fokus di hati (Mirna), itu tidak ada sianida dan tiosianat," kata dia.
4. Reza Indragiri
Psikolog forensik, Reza Indragiri mengaku mendapat uang tutup mulut agar tidak banyak berbicara mengenai sejumlah kejanggalan di kasus Mirna. Pengakuan itu dia ungkap dalam film dokumenter 'Ice Cold: Murder, Coffee, and Jessica Wongso'.
Baca Juga: 7 Kontroversi Edi Darmawan Salihin: Suka Main Perempuan Sampai Konflik dengan Hotman Paris
"Ada pihak tertentu sampai menelepon dan meminta saya berhenti bicara. Ada pihak tertentu yang memasukkan uang ke dalam tas saya, maka saya tafsirkan itu merupakan sebuah cara agar saya tidak banyak bicara dalam kasus ini," ujar Reza.