Suara.com - Publik kini mendesak Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mencopot jabatan Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto dan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak.
Desakan tersebut datang lantaran insiden pengeroyokan relawan pasangan capres-cawapres Ganjar Pranowo dan Mahfud MD yang terjadi di Markas Kompi B Yonif Raider 408/Sbh Boyolali, Jawa Tengah.
Adapun salah satu desakan dilayangkan oleh LSM Imparsial melalui Direktur IMPARSIAL Gufron Mabruri dalam keterangan tertulis, Minggu (31/12/2023).
Ghufron menilai bahwa insiden pengeroyokan relawan Ganjar tersebut merupakan wujud kegagalan Panglima TNI dan KSAD untuk mengontrol anggotanya dari tindakan anarkis. Ghufron lebih lanjut menilai insiden tersebut menciderai citra TNI yang seharusnya netral mengawal Pemilu 2024.
Desakan itu kini menjadi batu sandungan bagi rekam jejak karier Agus Subiyanto dan Maruli Simanjuntak.
Rekam jejak karier Agus Subiyanto: Dulu sempat 'gagal' masuk TNI
![Panglima TNI terpilih Jenderal TNI Agus Subiyanto melambaikan tangan saat sidang paripurna di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (21/11/2023). [ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha].](https://media.arkadia.me/v2/articles/souparmand/6f53EgYe5RHuHsAbBbBVNjEsqdKMxTER.png)
Sangat disayangkan bilamana Agus Subiyanto harus mundur dari jabatannya sebagai Panglima TNI.
Sebab, perjalanan karier Agus di militer tidaklah mudah.
Ia pernah mencoba mendaftar TNI melalui Sekolah Calon Bintara (Secba) Kodam Siliwangi. Kala itu, hasil seleksi menyatakan bahwa Agustidak lulus tapi direkomendasikan untuk mengikuti Sekolah Calon Perwira (Secapa).
Hal itu membuat Agus bingung dan tak melanjutkan prosesi pendaftaran anggota TNI.
Baca Juga: Ganjar Pranowo Colek Bawaslu soal Gus Miftah Bagi-bagi Uang
Agus kemudian mencoba mendaftar sebagai satpam di berbagai pusat perbelanjaan di Ibu Kota namun tak satupun menerimanya. Akhirnya, Agus mencoba mendaftar TNI kedua kalinya dan diterima.