Aksi Pungut Sampah di Gorong-gorong Disamakan dengan Jokowi, Dedi Mulyadi: Bukan Pencitraan

Jum'at, 09 Mei 2025 | 13:31 WIB
Aksi Pungut Sampah di Gorong-gorong Disamakan dengan Jokowi, Dedi Mulyadi: Bukan Pencitraan
Dedi Mulyadi. [Instagram/@paniweh225]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi saat ini tengah menjadi topik pembicaraan publik. Sebelumnya, ia menuai kontroversi setelah mengungkapkan rencana untuk menjadikan KB vasektomi sebagai syarat utama menerima bantuan sosial (bansos) dari pemerintah.

Terbaru, jagat maya dihebohkan dengan aksi Dedi Mulyadi yang memungut sampah di gorong gorong. Saat ditelusuri, kejadian tersebut terjadi pada Maret 2025.

Namun, hal ini membuat aksi Dedi Mulyadi disamakan dengan Joko Widodo alias Jokowi saat menjadi Gubernur DKI Jakarta pada Desember 2012.

Sebagaimana diketahui, kala itu Jokowi mengecek keadaan gorong-gorong di daerah Bundaran HI, Jakarta Pusat. Saat melihat kondisi gorong-gorong, Jokowi langsung melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam gorong-gorong guna melihat keadaan dua gorong-gorong.

Sejak saat itu, aksi Jokowi yang masuk ke dalam gorong-gorong menjadi hal ikonik yang diingat masyarakat Indonesia.

Namun, Dedi Mulyadi menyebut jika aksinya yang memungut sampah itu bukanlah bentuk pencitraan.

Hal ini disampaikan langsung oleh Dedi Mulyadi dalam video yang diunggah ulang melalui akun Instagram @paniweh225.

Dalam rekaman tersebut, tampak Dedi Mulyadi tengah menceritakan kejadian itu. Ia menjelaskan bahwa lurah mendatanginya dan mengatakan jika tukang sampah yang bisa mengangkut sampah belum tiba.

Namun, Dedi Mulyadi mengatakan jika hal itu bisa dilakukan oleh sang lurah. Dedi Mulyadi sontak merendahkan tubuhnya hingga tengkurap dan memasukkan lengannya ke dalam gorong-gorong untuk mengambil sampah.

Baca Juga: Penyanyi Andre Hehanusa Temui Jokowi, Bahas Potensi Sepak Bola Indonesia Timur

Menurut Dedi Mulyadi, dirinya hanya memberikan contoh sikap yang harus dilakukan seorang pemimpin, bukan pencitraan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI