Profil dan Pendidikan Budiman Sudjatmiko, Kutip 'Penjahat Perang' buat Kampanyekan Prabowo

Ruth Meliana Suara.Com
Kamis, 18 Januari 2024 | 14:15 WIB
Profil dan Pendidikan Budiman Sudjatmiko, Kutip 'Penjahat Perang' buat Kampanyekan Prabowo
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri) bersama Budiman Sudjatmiko (kanan) berpose sambil mengepalkan tangan usai menghadiri deklrasi Gerakan PraBu di Gedung Marina. [ANTARA]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Politisi senior Budiman Sudjatmiko kini dihujat habis-habisan usai mengunggah konten berisi sebuah kutipan dalam rangka mengkampanyekan calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto.

Sekilas, tak ada yang salah dengan kutipan tersebut.

"Siapa yg mengontrol pasokan pangan, dia bisa mengontrol manusia; siapa yg mengontrol energi, dia mengontrol benua; siapa yg mengontrol uang, dia akan mengontrol dunia," cuit Budiman via akun X sembari mengunggah poster ajakan mencoblos Prabowo-Gibran.

Usut punya usut, kutipan tersebut datang dari sosok Henry Alfred Kissinger, seorang eks Menteri Luar Negeri Amerika Serikat.

Kissinger kerap dipandang sebagai sosok penjahat perang di mata sebagian penduduk Negeri Paman Sam bahkan oleh orang Indonesia. Hal itu sebab kebijakannya yang kontroversial yakni Perang Vietnam.

"Henry Kissinger, penjahat perang kelas kakap," bunyi salah satu contoh cuitan warganet mengkritik cuitan Budiman.

Sontak, Budiman kini dinilai menciderai citra Prabowo lantaran tak sengaja mengutip sosok Kissinger yang kerap menuai kontroversi.

Profil Budiman Sudjatmiko: Eks aktivis 98 kini mepet ke Prabowo

Terlepas dari kontroversi tersebut, Budiman Sudjatmiko merupakan salah satu politisi ternama.

Baca Juga: Rentak Perubahan vs Oke Gas 02 vs Langit Cerah: Mana yang Lebih Enak di Telinga, Kalau Jingle Ibas Selalu Dihati?

Ia juga dikenal sebagai salah satu aktivis dalam demonstrasi besar-besaran di tahun 1998 di akhir rezim Orde Baru.

Budiman Sudjatmiko merupakan putra kelahiran Majenang, Cilacap, Jawa Tengah pada 10 Maret 1970.

Politisi berusia 53 tahun ini sempat menentang habis-habisan rezim Orde Baru melalui Partai Rakyat Demokratik (PRD)  yang ia dirikan.

Jauh sebelum ia vokal menentang rezim yang otoriter, Budiman menempuh studi di Universitas Gadjah Mada. Namun, ia akhirnya drop out alias mengundurkan diri.

Ia lebih memilih untuk menekuni aktivisme hingga membuatnya dijebloskan ke penjara pada 1996.

Budiman harus menghabiskan waktu yang lama selama 13 tahun penjara melalui sidang vonis hakim.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI