4 Fakta Marie Antoinette: Ratu Prancis Gemar Hedonisme, Berakhir di Hukum Pancung

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Kamis, 22 Agustus 2024 | 16:44 WIB
4 Fakta Marie Antoinette: Ratu Prancis Gemar Hedonisme, Berakhir di Hukum Pancung
Marie Antoinette. [Zephirx/Pixabay]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Dampak dari penyerbuan Bastille, Marie Antoinette menyarankan Louis untuk berlindung dengan tentaranya di Metz. Tak lama kemudian, ia muncul di publik untuk menentang upaya Majelis Nasional Revolusioner yang ingin menghapus feodalisme dan membatasi kekuasaan kerajaan. Akibatnya, ia menjadi sasaran utama kemarahan rakyat, yang memunculkan legenda bahwa ketika diberitahu bahwa rakyat tidak memiliki roti, ia dengan dingin berkata, "Biarkan mereka makan kue!" ("Qu’ils mangent de la brioche!").

Seiring dengan meningkatnya ketegangan, Marie Antoinette terlibat dalam berbagai intrik untuk membebaskan keluarga kerajaan dari penahanan mereka di Paris. Namun, semua upaya ini akhirnya gagal, dan pada Juni 1791, rencana pelarian mereka dihentikan di Varennes, yang semakin memperburuk reputasi keluarga kerajaan.

Eksekusi Hukum Pancung

Marie Antoinette menghabiskan sisa hidupnya di penjara-penjara Paris. Setelah suaminya dieksekusi pada Januari 1793, Marie Antoinette dipindahkan ke penjara Conciergerie, tempat dia diadili oleh pengadilan Revolusioner pada 14 Oktober 1793, dan dua hari kemudian, dia dieksekusi dengan guillotine.

Marie Antoinette adalah simbol dari kejatuhan monarki Prancis, seorang ratu yang terjebak dalam pusaran politik dan kekuasaan yang akhirnya membawa keruntuhan dinasti yang telah berkuasa selama berabad-abad. Meski sering disalahkan atas kemunduran moral dan keuangan kerajaan, Marie Antoinette adalah gambaran kompleks dari seorang wanita yang berjuang melawan nasib di tengah gejolak revolusi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI