Rebo Wekasan Berasal dari Daerah Mana? Ternyata bukan Tradisi Asli Nusantara

Wakos Reza Gautama Suara.Com
Selasa, 03 September 2024 | 20:43 WIB
Rebo Wekasan Berasal dari Daerah Mana? Ternyata bukan Tradisi Asli Nusantara
Warga Desa Jepang, Kudus, Jawa Tengah, menggela kirab Rebo Wekasan. [Youtube KUDUS_TV Official]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Rebo Wekasan adalah hari Rabu terakhir di bulan Safar. Dalam tradisi beberapa masyarakat terutama Jawa, Rebo Wekasan dianggap sebagai hari sial. 

Keyakinan Rebo Wekasan adalah hari sial didasarkan pada pendapat KH. Abdul Hamid Kudus bahwa Allah menurunkan ratusan ribuan jenis musibah dan kesialan pada hari Rabu terakhir bulan Safar.

Dalam kitabnya Kanz an-Naj wa al-Surr fi al-Ad’iyyah alMa’thrah allat Tashra al-udr (Keberuntungan dan kegembiraan yang tersimpan dalam doa-doa yang melapangkan dada), Abdul Hamid Kudus menuturkan bahwa Allah menurunkan 320 ribu bencana pada Rabu terakhir bulan afar.

Sehingga kata dia, hari Rabu tersebut menjadi hari tersulit dalam setahun. Untuk itu, perlu dilakukan sejumlah amalan atau ritual untuk menolak bala atau bencana di Rebo Wekasan. 

Beberapa amalan yang dilakukan dalam Rebo Wekasan adalah Pertama, shalat sunnah mulaq agar menolak bala. Shalat ini dilaksanakan empat raka’at, baik dengan dua tahiyyat satu salam, atau dua tahiyyat dua salam.

Dalam shalat ini juga wajib membaca al-Ftiah yang dilanjutkan dengan membaca Surat al-Kauthar 17 kali, Surat al-Ikhl 5 kali, Surat al-Falaq 1 kali dan surat al-Ns 1 kali, yang dilakukan di setiap rakaatnya.

Artinya, setiap rakaat membaca seluruh surat tersebut. Seusai melaksanakan shalat, maka membaca doa tolak bala.

Kedua, membaca surat Yasin. Ketika proses pembacaannya sampai pada “Salmun qaulan min rabb al-ram” dibaca sebanyak 313 kali lalu dilanjutkan ayat setelahnya sampai selesai. Lalu membaca doa tolak bala.

Ketiga, membuat air Salmun. Air Salmun adalah air yang dimasukkan di dalamnya ayat-ayat yang diawali dengan Salmun untuk diminum agar terhindar dari malapetaka dan musibah yang akan turun dalam masa setahun.

Baca Juga: KPK Koordinasi dengan KPU soal Calon Kepala Daerah yang Jadi Tersangka Kasus Korupsi

Ayat-ayat tersebut ditulis pada kertas putih kemudian dicelupkan ke dalam air dan diminum dengan niat mengharapkan berkah dan hati tetap meminta kepada Allah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI