Daftar Pendaki Hilang di Gunung Slamet: Kisah Tragedi 1985 dan 2001

Baehaqi Almutoif Suara.Com
Senin, 14 Oktober 2024 | 21:47 WIB
Daftar Pendaki Hilang di Gunung Slamet: Kisah Tragedi 1985 dan 2001
Jalur Puncak Pendakian Gunung Slamet. (Suara.com/Lilis Varwati)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Kisah memilukan terjadi pada 2001. Tujuh orang mahasiswa pencita alam Universitas Gadjah Mada (Mapagama) mendaki Gunung Slamet.

Ketujuh pendaki tersebut bernama Turniadi (Dodo), Masrukhi, Dewi Priamsari, Bagus Gentur Sukanegara, Ismarilianti (Iis), Bregas Agung, dan Ahmad Fauzan mendaki lewat Desa Kaliwadas, Brebes.

Tragedi bermula pada 6 Februari 2001 saat tujuh orang ini memulai pendakian ke puncak dan tiba di batas vegetasi. Namun, kondisi cuaca memburuk. Mereka terpaksa mendirikan tenda karena terjebak badai.

Pada Tanggal 7 Februari 2001 pagi, cuaca di puncak terlihat cerah. Mereka pun memutuskan untuk melanjutkan menuju ke puncak, dalam perjalanan tiba-tiba dihantam badai.

Keputusan mendirikan tenda di bibir kawah diputuskan pada 8 Februari 2001. Saat itu salah satu anggota, Masrukhi sudah terserang hipotermia.

Sebetulnya, sempat ada pendaki asal Jakarta yang menemukan rombongan asal UGM tersebut. Namun, tidak bisa mendekat karena badai sedang menggila.

Akhirnya, salah satu anggotanya, Dewi memutuskan untuk turun bersama pendaki asal Jakarta ke Bambangan mencari pertolongan.

Namun, kisah pilu terjadi di puncak tempat rombongan UGM menginap. Masrukhi meninggal dunia di pangkuan rekannya. Setelah itu, keputusan turun diambil dengan meninggalkan jasad Masrukhi yang nanti akan dijemput lagi.

Kelima orang turun dalam kondisi kelelahan. Salah satu anggota Dodo diminta turun terlebih dahulu untuk mencari pertolongan. Setelah sehari menunggu, pertolongan tidak kunjung datang. Gentur pun menyusul untuk turun ke desa terdekat.

Baca Juga: Cerita Naomi Daviola Hilang di Gunung Slamet, Ditolong Burung hingga Ingat Antar Anak-anak ke Gereja

Gentur pun tiba Desa Serang antara Baturaden dan Bambangan. Ternyata, rekannya Dodo tidak pernah sampai di desa terakhir. Tim SAR gabungan kemudian dikerahkan untuk mencari korban lainnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI